Prajurit Menembak, Wiranto Bersalah
Edisi: 09/27 / Tanggal : 1998-12-07 / Halaman : 12 / Rubrik : MON / Penulis : Zulkifli, Arif , ,
Dalam militer ada hukum hierarkis yang berlaku: tidak ada prajurit yang salah; yang ada komandan yang keliru. Jika seorang prajurit melakukan kesalahan, dua jabatan di atasnyalah yang harus menanggung akibatnya. Maju, mundur, dan mengangkat atau menurunkan senjata oleh prajurit ditentukan sempritan peluit sang komandan.
Tapi itu aturan dalam literatur militer, tidak dalam pandangan masyarakat. Soalnya, dalam kasus kekerasan sepanjang Sidang Istimewa (SI) MPR lalu yang menewaskan setidaknya 15 orang itu, responden jajak pendapat TEMPO menunjuk Panglima ABRI Jenderal Wiranto sebagai pihak yang paling bersalah.
Secara hierarkis, Wiranto memang "berjarak jauh" dengan aparat yang memuntahkan peluru. Tapi, ya itu tadi, masyarakat toh membaca bahwa peristiwa Jumat berdarah--serta peristiwa lain yang mendudukkan ABRI dalam kursi pesakitan, seperti penculikan aktivis atau penembakan di Trisakti--menunjukkan gagalnya Wiranto dalam mengelola…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Habibie Tak Layak Dicalonkan
1999-03-15Publik melihat kasus rekaman telepon habibie-ghalib sebagai skandal politik. mereka menuntut pertanggungjawaban habibie dan menolak…
REFERENDUM UNTUK TIMOR LESTE
1999-02-15Mayoritas responden keberatan melepas tim-tim. referendum sebagai jalan keluar. keberhasilan indoktrinisasi orde baru?
Antara Perkosaan dan Pelecehan Seksual
1998-10-03Sebagian besar responden percaya perkosaan massal terjadi pada bulan mei lalu di jakarta. menunrt mereka…