Kafir, Kuffar, Dan Beberapa Kekonyolan
Edisi: 09/27 / Tanggal : 1998-12-07 / Halaman : 32 / Rubrik : KL / Penulis : -Abdalla, Ulil Abshar, ,
Ulil Abshar-Abdalla
Peneliti Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama, Jakarta
Dalam wawancara dengan Majalah TEMPO edisi 23 November 1998, aktivis KISDI, Ahmad Sumargono, membuat suatu pembedaan yang menarik antara istilah kafir dan kuffar. Kafir artinya, kira- kira, orang yang ingkar atas Allah di dalam hatinya saja, tetapi tidak melakukan ''makar" atas kepentingan umat Islam. Adapun kuffar, dalam pemahaman Sumargono, adalah orang yang ''tak pernah punya rencana-rencana soal Islam".
Siapa pun tahu, pendapat seperti itu pastilah terkesan menggelikan. Yang tahu bahasa Arab tentu mengerti: sama sekali tak ada beda antara kafir dan kuffar. Hanya, yang satu bentuk mufrad, yang lain bentuk jamak. Pembedaan itu boleh jadi ditarik begitu saja oleh Sumargono dari ayat walladzina ma'ahu asyidda'u 'alal kuffar, yang artinya: orang-orang yang ada di sekitar Nabi bersikap tegas atas orang-orang kafir (kuffar).
Ahmad Sumargono boleh jadi hanyalah eksemplar, sebuah contoh bahwa teks dalam kitab suci dihubungkan begitu saja dengan kenyataan politik, tanpa melalui penalaran yang mendalam dan bertanggung jawab. Dari tindakan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…