Kutipan Pajak Film, Dari Menteri Ke Menteri
Edisi: 07/27 / Tanggal : 1998-11-23 / Halaman : 44 / Rubrik : INVT / Penulis : Budiyarso, Edy , Hidayat, Agus , Riyanto, Agus
KISAH raibnya dana film nasional barangkali bisa mengilhami sebuah skenario layar perak. Perkara produknya laku keras dan enak ditonton, itu soal lain. Yang jelas, kertas lakon pra-tayangan bisa dijilid tebal, dengan alur cerita yang agak njelimet. Dan yang penting, bukan saja -- sebagaimana faktanya belakangan ini -- sarat misteri, tapi muncul kejutan demi kejutan. Begitu seterusnya sampai "tamat" -- telop yang selalu menutup film kita tempo doeloe.
Moncong kamera mula-mula bisa diarahkan ke sosok Umar Kayam. Setting dibikin pas lahirnya Orde Baru. Kala itu tahun 1967, saat menjabat Direktur Jenderal Radio, Televisi, dan Film di Departemen Penerangan, Kayam mempunyai gagasan mulia: memajukan dunia perfilman nasional yang lagi lesu darah. Ia lalu membuka lebar pintu masuk film impor, mengutip "pajak" dari situ, yang kemudian dipakai untuk membantu memproduksi film nasional. Sifatnya berupa pinjaman tanpa bunga.
Buah kebijakan Kayam tadi bisa dirasakan pada Apa yang Kau Cari, Palupi. Meski tak mampu mengembalikan modal, Palupi sukses sebagai film terbaik Festival Film Indonesia 1970. "Itu memang risiko," kata Kayam kepada TEMPO -- mungkin kala di-shoot dalam film kita ini, sang budayawan lagi leyeh-leyeh di atas kursi Betawi. "Yang penting kita telah membuat film bermutu. Kalau produser rugi, mereka memang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.