Orde Berganti, Konglomerat Berubah?
Edisi: 07/27 / Tanggal : 1998-11-23 / Halaman : 68 / Rubrik : EB / Penulis : Bektiati, Bina , Yasin, Ali Nur , C., Dewi Rina
BELAKANGAN ini bisik-bisik tentang pribumiisasi konglomerat semakin santer terdengar. Terutama sejak Rancangan Tap MPR tentang "Politik Ekonomi dalam Rangka Demokrasi Ekonomi" usulan Golkar disusun dan akhirnya dibakukan sebagai ketetapan dalam Sidang Istimewa MPR akhir minggu lalu. Memang kata "pribumi" yang terdapat dalam rancangan akhirnya menghilang ketika disahkan, tapi orang dengan mudah membaca bahwa isi ketetapan dengan 15 pasal itu punya pesan membela pengusaha pribumi. Tak urung koran The Asia Wall Street Journal memberitakannya dengan judul "Proposal Aims to Boost Ethnic-Indonesian Business".
Logika pemberitaan ini sederhana saja. Lengsernya Soeharto diasumsikan pula sebagai keambrukan konglomerat Cina alias para kroni Orde Baru. Lantas, naiknya Habibie, dalam alur pikir ini, diartikan sebagai peluang lebar bagi naiknya kroni pribumi menjadi konglomerat era "reformasi".
Namun kenyataan memang tak semudah teori. Apalagi hampir semua pengusaha, tak peduli Cina atau pribumi, sedang diempas oleh krisis ekonomi yang dahsyat. Bayangkan, utang sektor swasta senilai US$ 85 miliar itu sepertiganya jatuh tempo…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…