Bom-bom Setengah Mati

Edisi: 11/28 / Tanggal : 1999-05-24 / Halaman : 41 / Rubrik : INVT / Penulis : Nugroho, Kelik M.


BOM yang meledak di Masjid stiqlal bulan lalu bau politiknya lebih menyengat hidung daripada aroma asapnya. Para penyidik menyatakan bahwa para pelaku pengeboman-disebut-sebut sebagai anggota kelompok Angkatan Mujahiddin Islam Nusantara (AMIN)-bertujuan mengadu domba antarumat beragama. Adu domba itu diduga akan memicu kekacauan luas yang kemungkinan besar bisa menggagalkan pemilihan umum mendatang.

Menggagalkan pemilu adalah motif yang ambisius. Dugaan itu bisa benar atau salah. Namun, jikapun benar, muncul pertanyaan besar: mungkinkah sekelompok orang desa tidak dikenal memiliki sebuah agenda nasional sedemikian serius?

Kepolisian Daerah Metro Jaya menangkap enam warga Kampung Maseng, Kecamatan Cijeruk, Bogor, dalam kaitan peristiwa itu. Mereka tak hanya disangka sebagai peledak Istiqlal, melainkan juga pelaku peledakan sebuah warung telekomunikasi dekat Plaza Hayam Wuruk, Jakarta, yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Motif peledakan di Hayam Wuruk itu: perampokan.

Tidak ada penjelasan memuaskan dari polisi mengenai dua motif yang sama sekali berbeda tapi bisa secara "kebetulan" dilakukan oleh kelompok yang sama. Penyidikan polisi ini juga mengandung sejumlah keganjilan. Salah satunya: ada perbedaan pendapat mencolok antara pernyataan Kepala Kepolisian Republik Indonesia yang mempercayai keberadaan kelompok AMIN dan pernyataan bawahannya, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, yang berpendapat organisasi itu tidak ada.

Tim Gabungan Pencari Fakta, yang didukung beberapa lembaga swadaya masyarakat di Bogor, menemukan keganjilan lain: para tersangka memiliki alibi kuat. Dari penelitian mereka di lapangan juga ditemukan bahwa Desa Maseng itu jauh dari sebuah markas teroris dan tak layak pula menjadi lokasi latihan militer, seperti yang dituturkan polisi.

Tak aneh jika banyak kalangan melihat pernyataan polisi ini mewakili cara-cara lama pemerintah Orde Baru dalam menciptakan cerita fiksi tentang terorisme Islam. Namun, zaman telah berubah. Tak ada yang bisa membohongi semua orang secara terus-menerus.

Kini polisi melepas beberapa tersangka karena tekanan publik tadi, dan sebagai gantinya, seperti dikutip beberapa media pekan ini, mereka mengajukan selusin "tersangka baru". Akankah polisi berhasil menyingkap tuntas kasus ledakan bom ini? Masih harus ditunggu, tapi tak perlu berharap banyak.

Ada setidaknya 17 kasus ledakan bom yang menonjol yang pernah terjadi di Indonesia sejak 1976, tapi hampir semuanya bermuara pada ironi: penyidikan polisi dan bahkan vonis pengadilan lebih banyak memunculkan pertanyaan ketimbang jawaban (lihat tabel).

Selusin kasus di antaranya, menurut penyidikan polisi, bermotifkan politik.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.