Memahami 'eksodus' Tionghoa
Edisi: 10/28 / Tanggal : 1999-05-17 / Halaman : 25 / Rubrik : KL / Penulis : Suryadinata, Leo , ,
Namun, pemerintahan Habibie tidak mau memahami realitas sosial ini. Etnis Tionghoa tetap saja disalahkan. Mereka dicela dan dituding tidak patriotik. Pemerintah khawatir, eksodus etnis Tionghoa ini akan mempengaruhi suasana pemilu dan stabilitas politik di Indonesia. Padahal, instabilitas politik di dalam negeri bukan perkara baru. Setahun sebelum Soeharto turun, keadaan sudah sangat gawat. Krisis moneter membuat keadaan lebih parah. Pemerintah pusat akhirnya tumbang dan diganti oleh "Orde Reformasi" di bawah B.J. Habibie, yang merupakan kepanjangan Orde Baru.
Legitimasi pemerintahan transisi yang baru ini masih banyak dipertanyakan orang. Dan sejak mereka berkuasa, Nusantara tidak pernah benar-benar stabil. Kerusuhan tidak kunjung lenyap. Sebenarnya, di Indonesia terjadi semacam kemerosotan otoritas (decline of authority). Pemerintah pusat tidak lagi berwibawa dan kekuatannya melemah. Wewenang pemerintah pusat tidak dihiraukan di daerah. Kerusuhan dan bentrokan bersifat SARA tidak bisa ditangani secara pesat dan sempurna. Tidaklah mengherankan kalau Timor Timur, Irianjaya, Kalimantan, Aceh, dan bahkan Ambon kacau terus-menerus. Di kota-kota besar…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…