Utang Macet Molor Lagi

Edisi: 10/28 / Tanggal : 1999-05-17 / Halaman : 72 / Rubrik : EB / Penulis : Taufiqurohman, M. , Hidayat, Agus ,


ALOT dan berbelit. Tampaknya itu lah gambaran perundingan antara Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan para penerima utang yang kreditnya macet di bank-bank pemerintah. Perundingan sering memanas lantaran para penunggak utang itu tak terima kreditnya dibilang macet.

Liatnya perundingan ini mestinya bisa diduga. Tak semua pengutang mau membereskan kewajibannya. Seperti diakui seorang pejabat BPPN, paling tidak ada empat debitur besar yang tak berniat membayar utang. Padahal, "Prospek usahanya nol besar," katanya.

Kalau mau konsisten dengan resep Menteri Keuangan Bambang Subianto, proyek busuk dengan pemilik bandel seperti ini mestinya tak lagi diberi angin. Pemiliknya harus digusur, proyeknya ditutup dan dilikuidasi. Tapi, toh keputusan keras macam itu tak begitu saja bisa diambil. "Ada banyak pertimbangan lain," kata sang pejabat. Contohnya? "Lobi dan cantelan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…