Calon Presiden Sebelum Sampai Senayan
Edisi: 09/28 / Tanggal : 1999-05-10 / Halaman : 18 / Rubrik : NAS / Penulis : Zulkifli, Arif , Setiyardi, Budiyarso, Edy
SALEMBA bergoyang hebat. Ribuan massa tumplek blek di situ. Ada mahasiswa, buruh, kalangan profesional, pegawai negeri, tukang bakso, dan pengayuh becak. Mereka bukan berdemo--meski suasananya mirip detik-detik menjelang kejatuhan Soeharto--tapi hendak menyaksikan para calon presiden, orang terpenting di republik ini, beradu mulut. Mereka bertemu serentak dalam arena debat terbuka di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Senin siang pekan lalu.
Praktis tak ada ruang kosong di dalam gedung. Jengkal demi jengkal penuh sesak manusia. Penyejuk udara sama sekali tak mampu mendinginkan ruangan. Bau keringat menusuk hidung. Di luar arena, ribuan orang menanti dengan harap-harap cemas, apa saja soal penting yang bakal dijual para jago mereka. Siapa pula yang paling hebat argumentasinya. Untuk momen istimewa ini, tak apalah harus berpanas-panas. Untuk sekadar nguping, sebagian malah nangkring di atas genting. Pokoknya heboh.
Ada demo lagi? Bukan. Di situ, Forum Salemba menggelar acara Debat Calon Presiden. Hadir Amien Rais (Partai Amanat Nasional atau PAN), Didin Hafidhudin (Partai Keadilan), Sri Bintang Pamungkas (Partai Uni Demokratik Indonesia atau PUDI), dan Yusril Ihza Mahendra (Partai Bulan Bintang atau PBB). Sedianya, Akbar Tandjung dari Partai Golkar dan Budiman Sudjatmiko dari Partai Rakyat Demokratik (PRD) akan datang, tapi urung. Akbar ikut acara kenegaraan di Bali. Budiman tidak diizinkan Menteri Kehakiman Muladi "dibon" dari Penjara Cipinang. Sedangkan Megawati Soekarnoputri dari PDI Perjuangan pagi-pagi telah menolak ikut perang urat saraf ini--alasannya, "Tak sesuai dengan budaya Timur."
Keempat kandidat tampil resmi: berjas, setidaknya berdasi. Mereka begitu liat saat berkelit diberondong pertanyaan tiga panelis, yakni Eep Saefulloh Fatah, Imam Prasodjo, dan Harkristuti Harkrisnowo--ketiganya pengajar UI. Mereka…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?