Saat Tepat Kembali Ke Bangku Sekolah

Edisi: 09/28 / Tanggal : 1999-05-10 / Halaman : 56 / Rubrik : SUP / Penulis : , ,

Krisis yang melanda Indonesia menjelang penutup abad ini diperkirakan masih akan berkepanjangan. Apalagi, agenda politik yang begitu padat dan rawan kerusuhan membuat para pemodal menahan diri dalam mengembangkan usahanya. Lantas, apa yang harus dilakukan ketika bisnis lesu dan peluang mengembangkan karir bersijingkat?

Bagi Sigit Prasetyo, 45, inilah saat yang tepat untuk kembali ke bangku sekolah. Manajer Teknik PT Bangun Cipta Sarana ini memilih cuti di luar tanggungan perusahaan untuk mengikuti program Magister Manajemen (MM) Eksekutif di PPM, sejak Oktober 1998.

Sebenarnya keinginan untuk memperdalam ilmu sudah lama mengusik Sigit. "Saya merasa perlu mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan," ujar alumnus Jurusan Arsitektur FT UGM yang memendam keinginan menjadi wirausaha ini. Namun sebelum digembosi krisis, sektor properti yang digelutinya benar-benar meledak, sehingga ia tak pernah punya waktu untuk melanjutkan studi. Apalagi kompetensinya di bidang arsitektur sekaligus konstruksi benar-benar diandalkan perusahaan. Malah, ia juga merangkap menjadi manajer proyek.

Tapi krisis menghumbalangkan kejayaan sektor properti. Bidang keahlian Sigit kini nyaris tak berguna. Maka ia pun memperluas keahlian dengan mengambil bidang studi bisnis internasional. "Selesai Mei nanti," katanya.

Sigit tak sendirian. Masih banyak eksekutif lain yang memanfaatkan sepinya bisnis ini untuk menambah ilmu dan wawasan. Begitu pula sejumlah karyawan yang terkena PHK -- entah karena mengikuti program pensiun dini atau memang perusahaan tempatnya bekerja dilikuidasi.

Menurut Pri Notowidigdo, baik bagi para `korban PHK' maupun mereka yang bisnisnya mengerut, bersekolah lagi merupakan pilihan yang sangat tepat. Ketika sektor bisnis kelak bangkit…

Keywords: -

---

Foto Terkait