Babon Gemuk, Selamat Jalan

Edisi: 09/28 / Tanggal : 1999-05-10 / Halaman : 70 / Rubrik : EB / Penulis : Setyo, Dwi , Taufiqurahman, M. , Chamim, Mardiyah

RUPANYA tak ada kata mundur bagi Salim. Kendati sudah dua kali terjegal, semangat Salim "memboyong" Indofood ke luar negeri agaknya tak akan pernah surut.

Tengoklah apa yang terjadi Rabu pekan lalu. Pada hari yang sama dengan pemba-talan jual-beli Indofood itu, Salim langsung menggaet pelamar baru. Kali ini, calonnya tak datang dari jauh. First Pacific Company, perusahaan publik Hong Kong yang sahamnya dikuasai Grup Salim, telah menyatakan minatnya meminang Indofood.

Bagi banyak orang, upaya Salim memboyong Indofood ke luar negeri boleh jadi bisa disamakan dengan niat Harjuna Sasrabahu memindahkan taman dari kayangan--dalam cerita wayang. Salim adalah kerajaan bisnis paling besar di Indonesia, dan Indofood merupakan mahkotanya. Beda Salim dengan kisah Harjuna hanyalah bahwa Salim tak perlu memboyong barmacam pabrik, mesin dan kebun Indofood secara fisik. Salim cuma mengoper kepemilikan Indofood ke perusahaan lain di luar negeri.

Dengan proyeksi penjualan Rp 10,5 triliun tahun ini, tak sulit dipahami, Indofood merupakan satu-satunya perusahaan Salim di Indonesia yang kalis alias kebal hantaman krisis. Indofood bahkan mampu menyaingi penjualan First Pacific. Padahal, dibandingkan dengan bendera bisnis Salim di Hong Kong itu, ukuran usaha Indofood jauh lebih kecil.

Indofood cuma punya usaha makanan dan distribusi, sedangkan First Pacific merajalela mulai dari proyek telekomunikasi, keuangan, properti, sampai pemasaran. Ini membuktikan, biar tak terlalu besar, seperti kata seorang analis saham di Jakarta, "Indofood merupakan babon gemuk yang bertelur emas."

Persoalannya, memang, mengapa Salim…

Keywords: -

---

Foto Terkait