Pesta Seniman Saat Perut Lapar

Edisi: 00/27 / Tanggal : 1998-10-03 / Halaman : 82 / Rubrik : SN / Penulis : Fadjri, R. , Ismail, Mustafa ,


RENDRA dengan Suka Naga; Gusmiati Suid dengan Api dalam Sekam; Putu Wijaya dengan Ngeh, dan sejumlah nama asing dari berbagai negara akan menyajikan acara bennutu di Jakarta dalam perhelatan besar Art Summit Indonesia II dengan biaya Rp 2 miliar. Salahkah? Memang tidak salah. Tapi, di tengah krisis moneter dan masalah rakyat yang sudah mulai busung lapar, sebagian seniman pun mulai risi dengan penyelenggaraan acara ini.

Namun, di bawah bayang-bayang isu demonstrasi protes seniman itu, Art Summit Indonesia II akhirnya dibuka dengan sederhana pada Sabtu malam, 19 September lalu. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Haryono Suyono membuka perhelatan para seniman ini dengan tabuhan rebana dan salawat Nabi di pelataran Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM). Tak ada sederet pidato dan acara pendukung yang biasanya justru menghabiskan biaya.

Acara pembukaan boleh sederhana, tapi materi perhelatan ini justru lebih ramai clan megah daripada Art Summit I, yang diselenggarakan tiga tahun silam. Sebelumnya, Art Summit hanya menyajikan serangkaian pertunjukan seni tari dan musik, sedangkan dalam Art Summit kali ini, seni teater menjadi peserta baru. "Sejak Art Summit I yang lalu,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.