Wawancara Pramoedya: "saya Tidak Pernah Jadi Budak"
Edisi: 04/28 / Tanggal : 1999-04-05 / Halaman : 28 / Rubrik : WAW / Penulis : Ismail, Mustafa , Chamim, Mardiyah , Zulkifli, Arif
PRAMOEDYA Ananta Toer, sastrawan terkemuka asal Blora, itu banyak menghabiskan hidupnya di penjara. Pada zaman revolusi kemerdekaan, ia mendekam di penjara Bukitduri, Jakarta, dan baru bebas merdeka pada 1949. Pada masa Orde Lama, ia menentang peraturan yang mendiskriminasi keturunan Cina, dan akibatnya ia masuk lagi ke ''hotel prodeo". Setelah pecah G30S-PKI, Pram yang anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat_onderbouw Partai Komunis Indonesia_ditangkap dan dibuang ke Pulau Buru sampai tahun 1979. Siksaan dan kekerasan adalah bagian hari-harinya di tahanan. Setelah bebas pun, Pram masih menjalani wajib lapor setiap minggu di instansi militer.
Belum lama ini, Pram membuat kejutan: bergabung dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD). Baginya, hanya ''partai anak muda" itu yang dipercayainya. Ia tak ragu mencalonkan Ketua PRD, Budiman Sudjatmiko, sebagai presiden. ''Dia punya kelebihan dibandingkan dengan Soekarno," kata kakek 15 cucu berusia 74 tahun ini.
Awal April nanti, untuk pertama kalinya sejak 1959, Pram akan berkeliling Amerika Serikat untuk meluncurkan edisi berbahasa Inggris buku Cerita dari Jakarta yang ditulisnya pada 1957. Pram akan menjadi tamu penting berbagai universitas, seperti Berkeley dan George Washington University. Dalam tur sepanjang dua bulan ini, Pram juga mengunjungi beberapa negara di Eropa. Itu kalau ia tak kena cekal di bandara. Berikut ini petikan wawancara wartawan TEMPO Mustafa Ismail, Mardiyah Chamim, Arif Zulkifli, dan fotografer Robin Ong dengan Pramoedya, di rumah Pram yang nyaman di Utankayu, Jakarta Timur.
Anda resmi bergabung dengan PRD. Apakah ada alasan khusus?
Saya percaya pada angkatan muda. Di kantong mereka tidak ada duit korupsi dan tangan mereka tidak berlumuran darah pembantaian, tidak pernah menculik. Mereka hanya punya kemauan baik untuk Tanah Air.
Bagaimana awal mula Anda bergabung dengan PRD?
Awalnya, saya menerima penghargaan hak asasi manusia dari PRD pada 1996. Rupanya,…
Keywords: 100 tahun Pramoedya Ananta Toer, Pramudya Ananta Toer, Buku Pramudya Ananta Toer, Novel Pramudya, Novel Bumi Manusia, Novel Anak Semua, 100 tahun Pramoedya Ananta Toer, 
Foto Terkait
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…