Premanisme Yang Telanjang

Edisi: 02/28 / Tanggal : 1999-03-22 / Halaman : 42 / Rubrik : INVT / Penulis : Gaban, Farid


IBARAT lumbung padi, PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) itu telanjur banyak tikusnya. Tapi tikus-tikus itu justru diundang datang dan dipelihara di dalam lumbung padi tersebut. Sang pengundang tikus bernama Sumarlin, Menteri Keuangan Republik Indonesia 1988-1993, ketika rezim Soeharto masih berkuasa. Kala itu, Sumarlin memfatwakan kepada Ida Bagus Sarga, Direktur Utama Taspen pada waktu itu, untuk melakukan penyertaan modal pada beberapa perusahaan.

Untuk ukuran jumlah, angka Rp 7,4 triliun atau hanya sekitar satu persen dari total ekuitas Taspen memang tidak terlalu besar. Dibandingkan dengan kredit macet bank-bank pemerintah, yang jumlahnya mencapai lebih dari Rp 300 triliun dengan kredit bermasalah rata-rata di atas 90 persen, angka di bawah sepuluh triliun itu memang bukan tandingan. Tapi orang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.