Aturan Main Macet, Nasib Pemilu?
Edisi: 17/27 / Tanggal : 1999-02-01 / Halaman : 18 / Rubrik : NAS / Penulis : Dharmasaputra, Karaniya , Wiyana, Dwi , Budiyarso, Edy
ANDI Mallarangeng punya kiasan bagus untuk menggambarkan
seretnya pembahasan RUU politik. Anggota Tim Tujuh Departemen
Dalam Negeri itu mengibaratkan pemilu sebagai kereta api. Kalau
undang-undang yang jadi lokomotifnya mogok, tahap-tahap
pelaksanaan yang merupakan deretan gerbong di belakangnya
otomatis ikut mandek. Jika itu terjadi, legitimasi pemerintah
yang memang sudah minim itu akan ambruk ke titik nadir,
meninggalkan bom waktu yang siap meledakkan konflik.
Suara penolakan atas aturan main pemilu terdengar kencang dari
luar Senayan. Dengar saja pernyataan Partai Rakyat Demokratik,
forum 50 partai bernama Kongres Nasional Partai-Partai Politik
(KNPP). "Pilihannya cuma antara pemilu yang demokratis atau
revolusi," kata Agus Miftach, Ketua KNPP, kepada Hardy Hermawan
dari TEMPO. Dua hari menjelang Lebaran, Ketua Umum Partai Amanat
Nasional (PAN) Amien Rais pun mengultimatum DPR agar tidak nekat
mengabaikan aspirasi masyarakat. Wakil Sekjen PAN Santoso
mengungkapkan bahwa Senin ini sekitar 200 anggota pengurus pusat
dan wilayah PAN se-Jabotabek akan menyatroni Panitia Khusus RUU
Politik. Jika aspirasi mereka dianggap angin lalu, keesokan
harinya ribuan massa mereka bersama PKB akan "jalan-jalan" ke
Senayan.
Rombongan Amien Rais itu tentu sadar benar bahwa hari-hari di
kalender berlalu dengan cepat. Sampai jadwal Panitia Kerja dan
Tim Perumus DPR berakhir, keempat fraksi di DPR dan pemerintah
belum juga mencapai kata akhir. Hari terus berganti semakin
mendekati tenggat: 28 Januari. Sementara itu tiga poin masih
mengganjal, yaitu netralitas pegawai negeri sipil, varian sistem
proporsional, dan jumlah kursi ABRI di parlemen. Serangkaian
negosiasi di tingkat pemimpin fraksi pun gagal mencapai kata
sepakat.
Untuk memecahkan kebuntuan itu Menteri Dalam Negeri Syarwan
Hamid memprakarsai "lobi tingkat tinggi". Pertemuan selama dua
jam itu…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?