Yusril Tak Hilang, Hamid Terbilang

Edisi: 04/36 / Tanggal : 2007-03-25 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Manggut, Wenseslaus , Suditomo, Kurie, Wijaya, Agoeng


SURAT itu tertanggal 4 April 2005. Pengirimnya adalah Hamid Awaludin, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Surat itu ditujukan kepada dua alamat sekaligus: Bank Paribas cabang London dan Bank Paribas cabang Guernsey, sebuah pulau di selatan ibu kota Inggris Raya. Paribas pertama beralamat di Harewood Avenue London dan yang kedua di Sint Peter Port, Guernsey, Channel Island.

Dalam surat itu Hamid meminta agar uang Motorbike dikirim ke rekening Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Rekening itu ada di Bank BNI cabang Tebet, Jalan Profesor Supomo Nomor 25, Jakarta Selatan. Hamid meminta agar uang dikirim dalam bentuk dolar Amerika Serikat.

Motorbike adalah perusahaan milik Hutomo Mandala Putra, putra Presiden Soeharto. Perusahaan ini disebut berkantor di Kepulauan Bahama, nun jauh di Amerika Tengah. Selain memiliki Motorbike, Tommy juga mempunyai perusahaan bernama Garnet Ltd., yang berpusat British Virgin Island.

Kedua perusahaan itu menabung uang di Banque Nationale de Paris (BNP) Paribas. Ini sebuah bank swasta yang sohor di Eropa dan berpusat di Paris, Prancis. Garnet menabung uang di Paribas cabang Guernsey, sedangkan Motorbike menaruh duit di Paribas cabang London.

Uang itu menjulang jumlahnya. Bank Paribas cabang Guernsey menyimpan sekitar Rp 630 miliar. Adapun Bank Paribas London mengeram lebih dari US$ 10 juta atau Rp 100 miliar. Dana di dua bank itulah yang jadi polemik sepanjang tiga pekan terakhir.

Uang di Paribas Guernsey kini diperebutkan oleh pemerintah Indonesia dan Tommy Soeharto. Pemerintah menduga dana itu berasal dari usaha tak halal putra Soeharto itu di Tanah Air. Dugaan itu bermula dari laporan Financial Intelligence Services (FIS)—lembaga pelacakan keuangan di Inggris.

Lembaga itu mencurigai ada yang tak beres dengan uang itu. FIS menyebut fulus superjumbo itu sebagai ”dana yang terkait dengan Soeharto”. Atas permintaan lembaga itu, Paribas lalu membekukan dua rekening tersebut.

Sesudah gagal mencairkan dana itu, Garnet menyeret Paribas ke pengadilan Guernsey. Kasus ini sudah disidang dua kali. Sidang ketiga bakal digelar pada 30 Maret nanti. Kisah uang di Guernsey ini baru sampai di situ.

Kini, mari melihat uang di Paribas cabang London milik Motorbike. Uang Tommy masuk ke sana pada 2001. Setahun berselang, Tommy Soeharto—yang saat itu meringkuk di penjara Nusakambangan karena terlibat dalam pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita—meminta Irvan Gading mencairkan duit itu. Irvan adalah sohib Tommy sejak sekolah dasar.

Irvan lalu meminta bantuan hukum Ihza and Ihza, firma hukum yang sebagian sahamnya dimiliki Yusril Ihza Mahendra, yang saat itu menjadi Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Hidayat Achyar, pengacara dari Ihza and Ihza, yang menangani kasus ini. Irvan, Hidayat, dan petinggi Motorbike Sudjaswin Lubis lalu meluncur ke London guna mencairkan duit tersebut.

Tapi upaya itu gagal. Paribas tegas menolak. Bank itu menduga dana superjumbo ini terkait dengan upaya pencucian uang.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…