Tender Penyulut Perang
Edisi: 04/36 / Tanggal : 2007-03-25 / Halaman : 66 / Rubrik : INVT / Penulis : Hidayat, Bagja, Junaedy, Cahyo , Parera, Philipus
JARANG-JARANG Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) mengundang wartawan ke pabriknya di Karawang, Jawa Barat. Rabu dua pekan lalu, produsen uang milik negara itu tiba-tiba membawa sejumlah wartawan dari 13 media cetak dan televisi tur ke pabriknya. Padahal, biasanya area yang berisi deretan mesin uang segede garasi mobil itu tertutup bagi orang luar. Acara itu lalu diakhiri dengan sesi tanya-jawab, sepuasnya!
Ah..., tentu mereka sedang ada maunya. Beberapa kali pemandu yang mengantar wartawan membuka pertanyaan, âCoba, Anda kira sanggup nggak Peruri mencetak 6,6 miliar bilyet (lembar)?â Pada sesi tanya- jawab, Direktur Operasional Peruri Abubakar Baay menegaskan, âKami memiliki tujuh lini mesin yang bisa mencetak uang kertas hingga tujuh miliar bilyet per tahun.â
Abubakar bukan sekadar pamer. Jika merunut enam bulan terakhir, memang ada ketegangan antara Peruri dan Bank Indonesia dalam soal pesanan mencetak uang.
Mulanya sebuah surat diterima Abubakar dari Deputi Direktur Pengedaran Uang Bank Indonesia, Nina K. Aziz, pada Agustus tahun lalu. Isinya, bank sentral menanyakan kemampuan Peruri mencetak uang kertas. Abubakar menyangka itu prosedur rutin karena Bank Indonesia harus menetapkan Rencana Distribusi Uang pada 2007.
Abubakar membalas surat berkategori rahasia itu tiga hari kemudian. Dengan memperhitungkan waktu untuk servis besar serta pemeliharaan mesin-mesin, Peruri menyatakan sanggup mencetak 5,5 miliar bilyet. Jawaban itu mengacu kepada…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.