Memperebutkan Lahan Tradisional
Edisi: 47/20 / Tanggal : 1991-01-19 / Halaman : 16 / Rubrik : NAS / Penulis :
H. ISMAIL Hasan Metareum, yang biasa lembut, belakangan ini sering bicara
keras. Dalam penutupan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP di Hotel
Indonesia, Jakarta, Rabu pekan lalu, misalnya, Ketua Umum Partai Bintang itu
menyatakan dapat menerima usul Mendagri Rudini untuk meniadakan reli-relian
dalam kampanye Pemilu mendatang. Tapi ia katakan kemudian bahwa reli panser
seperti yang terjadi dalam Pemilu 1982 juga tak diperlukan.
; Karena kerusuhan dalam kampanye Golkar di Lapangan Banteng, 1982, panser
memang banyak berseliweran di Jakarta. Ketika itu, ada kekhawatiran terjadi
gontok-gontokan massa Golkar dengan pendukung PPP. "Reli panser itu
menurunkan jumlah suara PPP," ujar Buya, panggilan akrab Ketua Umum PPP itu.
Maksudnya, panser itu membuat pendukung PPP jadi ketakutan.
; Sehari kemudian berbicara di forum seminar yang diadakan Yayasan Pembangunan
Pemuda Indonesia (YPPI) untuk memperingati 25 tahun Tritura, di Jakarta, Buya
menghantam konglomerat, dan terutama menyoroti ketidakadilan politik dan
ekonomi, secara terbuka. Ia menuntut adanya perubahan. "Suatu orde yang
memfinalkan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?