Tragedi Lhokseumawe, Dan Referendum
Edisi: 16/27 / Tanggal : 1999-01-25 / Halaman : 18 / Rubrik : NAS / Penulis : Setiyardi, Ismail, Mustafa , Bakri, Zainal
GEDUNG KNPI Kabupaten Aceh Utara di Jalan Iskandar Muda 29, Lhokseumawe, itu persis berdampingan dengan Markas Komando Resor Militer Lilawangsa. Hanya berbatas tiga lajur kawat berduri. Di seberang jalan, hanya berjarak sekitar 50 meter, tinggallah Kolonel Johnny Wahab, orang pertama militer di resor militer Aceh. Di dalam gedung organisasi pemuda tadi, ditahan 39 orang yang diduga pihak militer pengikut Muhammad bin Rasyid alias Ahmad Kandang. Anak muda yang ditaksir berusia 30-33 tahun itu disebut pihak militer sebagai gembong Gerakan Aceh Merdeka.
Waktu buka puasa tiba, jam 18.30, dan petugas Korem membagikan makanan kepada para tahanan. Di rumahnya, Kolonel Johnny Wahab tengah berbuka puasa bersama Tengku Abdul Rahman, kiai muda Aceh yang pernah ditahan selama delapan tahun. Mendadak, sekitar 19.45, masuklah 50 orang tentara dari berbagai kesatuan ke Gedung KNPI. Mereka tak berseragam, tapi bersepatu lars. Petugas provos yang menjaga lokasi itu mencoba menahan, tapi pasukan rupanya sudah gelap mata. Adegan mengerikan itu terjadilah: para tahanan--yang sebagian besar bercelana jins--dipukuli, ditendang, dan diinjak. Sebagian besar luka-luka sangat serius di bagian kepala. Dua orang langsung tewas, dua lagi menyusul esok harinya, dan 21 orang luka parah terbaring di Rumah Sakit Lhokseumawe. "Saya benar-benar kecopetan, padahal gedung itu sudah dijaga," kata Kolonel Johnny Wahab ketika dilapori seorang aparatnya, dua jam setelah kejadian "berdarah" itu. Ia segera bertindak: menahan aparatnya yang diduga terlibat aksi "tinju bebas".
Luka kembali menganga di Aceh. Dalam dua pekan terakhir ini, lebih dari 20 orang tewas. Dan perjuangan Gerakan Aceh Merdeka, yang menuntut pembebasan Aceh dari Republik Indonesia--sebuah gerakan yang timbul-tenggelam selama 100 tahun ini--kembali menjadi berita di panggung internasional. Tokohnya kali ini adalah Ahmad Kandang, anak muda bercelana jins dan berjaket kulit, yang lolos dari kepungan seribu tentara dalam penyerbuan sengit di Desa Blang Kandang, Kecamatan Muara Dua--sekitar enam kilometer dari pusat Kota Lhokseumawe--Sabtu pekan lalu. Tentara menewaskan 11 orang dan menahan 39 orang, juga bendera Aceh Merdeka, dari sebuah musala--bergambar bulan dan bintang.
Penyerbuan itu dipicu oleh kejadian di Lhokseumawe pada Desember 1998. Sebuah kejadian kecil di awal bulan puasa di Desa Bayu: seorang bintara pembina desa menarik kain mukena seorang ibu yang berangkat salat tarawih. Berita yang menyebar laksana angin membuat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?