Sjahril Sabirin: 'wajarnya, Harga Dolar Rp 6.500'

Edisi: 14/27 / Tanggal : 1999-01-11 / Halaman : 64 / Rubrik : EB / Penulis : , ,

Optimisme seorang bankir ini jelas diperolehnya dari pengalaman kerja di dunia perbankan selama 30 tahun. Ia merintis karirnya dari bawah, sebagai staf umum ekonomi dan statistik Bank Indonesia (BI, 1969). Setahun setelah meraih gelar sarjana ekonomi UGM Yogyakarta, ia meneruskan kuliahnya di Amerika Serikat hingga menyabet gelar doktor ekonomi yang diraihnya pada 1976 dari Vanderbilt University, AS.

Sjahril pulang "kandang" dan menempati beberapa pos penting di Bank Indonesia (BI). Sebelum diminta menggantikan Sudradjad Djiwandono sebagai Gubernur BI (1997), Sabirin sudah menduduki kursi Direktur BI sejak 1987 selama lima tahun. Setelah itu ia bekerja untuk Bank Dunia di Washington selama empat tahun, sebelum akhirnya dipanggil pulang kembali ke BI.

Berikut petikan wawancara wartawan TEMPO dengan "penguasa keuangan Indonesia" itu di ruang kerjanya, tanggal 22 Desember lalu.

Suku bunga turun, kurs juga mulai stabil. Ada yang menilai ini tanda pulihnya perekonomian. Menurut Anda?

Sejak krisis terjadi, nilai tukar rupiah dinilai tak realistis. Ini karena krisis kepercayaan kepada ekonomi Indonesia. Kalau kepercayaan kembali, kurs rupiah akan kembali normal. Nah, normalnya berapa, itu harus sesuai dengan perbandingan laju inflasi negara mitra dagang. Jika diukur dengan cara itu, Rp 6.500 merupakan harga dolar yang wajar untuk tahun ini. Tahun depan, jika laju inflasi bisa ditekan rendah dan Indonesia bisa bersaing dengan negara mitra dagang, nilai tukar sekarang bisa dipertahankan.

Jadi, berapa harga dolar tahun depan?

Kalau kita mengikuti perkembangan kurs sebulan terakhir, rupiah sudah bisa dikatakan stabil. Hanya saja kurs rupiah belum bisa menguat kembali. Tapi,…

Keywords: -

---

Foto Terkait