Pagoda

Edisi: 05/36 / Tanggal : 2007-04-01 / Halaman : 138 / Rubrik : CTP / Penulis : Mohamad, Goenawan , ,


AGAMA dimulai dengan senyap. Tak seorang pun hadir di dekat Buddha malam itu. Setelah enyah bala tentara Mara, gergasi gaib yang mencoba mengusiknya, Buddha melanjutkan meditasi. Akhirnya sampailah ia pada cattâri ariyasaccâni,”empat kebenaran luhur…”.

Agama dimulai dari hening dan sebuah saat yang dahsyat. Buddha di bawah sebatang pohon di Bodh Gaya, Musa di puncak Sinai, Muhammad di Gua Hira: tiap situasi hadir sebagai situasi terpuncak, momen yang tak lazim, ketika seseorang mengalami kehadiran sesuatu yang Maha-Lain, yang numinous, sebagaimana digambarkan Rudolf Otto: misterius, menakutkan, memukau. Di abad ke-5, atau 500 tahun sebelumnya, Santo Agustinus mengucapkan perasaan yang mirip: ”Dan aku gemetar dengan kasih dan ngeri.”

Agama dimulai dengan gemetar, ada rasa kasih dan ngeri, ada amor dan horror—tapi tampaknya sesuatu dalam sejarah manusia telah menyebabkan ia berakhir dengan sesuatu yang rapi: konstruksi. Berabad-abad setelah sang numinous, kita pun menyaksikan sesuatu yang tak lagi mengungkapkan senyap. Di hadapan kita kenisah yang megah, masjid yang agung, gereja yang gigantis, patung emas yang terbujur 14 meter,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

X
Xu
1994-05-14

Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…

Z
Zlata
1994-04-16

Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…

Z
Zhirinovsky
1994-02-05

Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…