Dialog Antarmanusia
Edisi: 13/27 / Tanggal : 1999-01-04 / Halaman : 78 / Rubrik : KL / Penulis : SALIM, EMIL , ,
SEORANG pemimpin perusahaan transisional mengundang saya makan malam di suatu restoran di luar negeri. Perusahaannnya memiliki cabang di semua negara penting di dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, perusahaannya selama ini memberi keuntungan besar dalam neraca untung-laba (maksudnya mungkin rugi-laba) antarnegara. Barang yang dihasilkan pengusaha ini adalah keperluan sehari-hari yang dibutuhkan penduduk Indonesia yang banyak jumlahnya dan nilai pendapatannya sedang naik. Begitulah keadaan sebelum tahun 1998.
Memasuki tahun 1999 pemimpin perusahaan ini mengetahui keadaan Indonesia sekarang dan prospeknya di tahun depan. Karena itu ia mengunjungi Indonesia bulan lalu untuk meninjau keadaan perusahaannya sekaligus bertukar pikiran dengan pejabat pemerintah dan pemuka masyarakat. Dan apa kesan-kesannya tentang Indonesia sekarang dan prospek keadaannya di tahun depan?
Singkat kesimpulan, "I don't know!" Saya betul-betul bengong tidak tahu. Ia menerima laporan perusahaan bahwa nilai penjualan tahun 1998 hanya 10 persen dari hasil tahun 1997. Keuntungan yang diraih tahun inipun hanya beberapa ratusan-ribu US dolar. Biaya perusahaan naik sedangkan pasar melemah karena daya beli rakyat merosot tajam. Untuk tetap laku di pasar lemah ini, produk dijual dalam kemasan ketengan yang lebih kecil. Tapi cara ini menaikkan ongkos. Lalu asuransi enggan memperkecil dampak penjarahan. Karena itu perusahaannya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…