Kisah Bedinde Di Rumah Mewah
Edisi: 06/36 / Tanggal : 2007-04-08 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Manggut, Wenseslaus , Dhyatmika, Wahyu , Rosyid, Imron
BEDINDE itu meninggalkan piring nasinya, lalu tergesa-gesa membuntuti penyidik kejaksaan yang melaju ke arah dapur. Di sana ia mengamati apa yang dilakukan si penyidik. Saat yang dibuntuti meninggalkan dapur, dia kembali melahap makan siangnya.
Begitu penyidik meluncur ke dapur lagi, si pembantu kembali mengawasi. Berkali-kali si penyidik menjenguk dapur itu, berkali-kali pula pembantu itu sigap mengekor. Terus-terusan dibuntuti seperti itu, si penyidik curiga. Apalagi saat dia berhenti di depan toilet, pembantu itu gemetar.
Lalu, krak, pintu toilet dibuka. Tak ada apa-apa kecuali tiga ember pakaian basah. Tapi, begitu baju di ember pertama diangkat, weleh-weleh..., terlihat uang bertumpuk-tumpuk. Si penyidik mengangkat baju di ember kedua dan ketiga. Amboi, isinya sama mengejutkan: tumpukan duit seratus ribuan. Pembantu berkeringat dingin.
Pemilik rumah dengan uang menumpuk di toilet itu adalah Widjanarko Puspoyo, mantan Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) yang kini masuk bui. Para penyidik dari Kejaksaan Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah itu dua pekan lalu.
Berita tentang tumpukan uang itu jadi omongan. Publik tersentak, heran dan tertawa geli. âMasuk dari mana uang itu? Gaji kok ditaruh di ember,â kata Hendarman Supanji, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus.
Hingga akhir pekan lalu, uang yang bermukim di toilet itu masih dihitung. âSusah menghitungnya. Masih banyak yang lengket,â kata sumber Tempo. Sebagian uang itu memang basah lantaran ditindih baju kuyup.
Kisah penggeledahan rumah Widjanarko itu mirip film detektif. Semula, kejaksaan membidik mantan Kepala Bulog itu dengan kasus sapi impor. Tapi belakangan kejaksaan mendapatkan âin-fo berdagingâ, yakni soal beras Vietnam. Datanya pun sudah lengkap meski barang bukti belum di tangan. Itulah sebabnya aparat masuk melalui kasus sapi impor, dengan harapan di tengah jalan mereka bisa meraup bukti kasus beras.
Tim disiapkan. Tapi, karena jumlah penyidik kejaksaan terbatas, tim Komisi Pemberantasan Korupsi ikut membantu. Menjelang penyergapan, tim KPK sudah siap. Tapi, karena mereka berstatus membantu, kendali tetap di tangan kejaksaan.
Dalam hal pakaian, penyidik KPK kesulitan. Soalnya, mereka tak…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…