Kubangan Dulu, Kanal Belakangan

Edisi: 06/36 / Tanggal : 2007-04-08 / Halaman : 69 / Rubrik : INVT / Penulis : Suprayogi, Yosep, Junaedy, Cahyo , Hayati, Istiqomatul


RAHMADI duduk mencangkung di tepi kubangan air keruh selapangan basket. Pikirannya buntu. Seumur-umur, lelaki 42 tahun ini tidak pernah bermimpi rumahnya bakal direndam air yang tak surut-surut. Tidak hanya berebut masuk ke sekujur bilik, air yang membawa sampah juga seperti kekal menggenang di sekeliling rumah. Dilihat dari kejauhan, rumah itu tampak seperti pulau di tengah laut.

Bukan banjir besar yang melanda Jakarta—yang menenggelamkan kampungnya di Rawa Bebek, Pulo Gebang, Jakarta Timur—yang membuatnya geram. Tapi kesumatnya tumpah pada proyek Banjir Kanal Timur (BKT) yang melintas di sana. Buat warga Rawa Bebek, banjir sebenarnya telah lama menjadi sahabat. Tiap tahun, kawasan itu selalu banjir. ”Tapi paling lama seminggu sudah normal,” kata Rahmadi.

Kini, setelah ada proyek BKT, air tak juga surut…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.