Presiden Susilo Bambang Yudhoyono: Perbatasan Adalah Beranda Depan Kita
Edisi: 25/34 / Tanggal : 2005-08-21 / Halaman : 110 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Harymurti, Bambang, Hadad, Toriq, Sudarsono, Gendur
FAJAR pagi belum lagi mengeringkan embun di halaman Istana Merdeka, Jakarta, tapi di gazebo, Kepala Negara Republik Indonesia sudah siap bekerja. Tampil anggun dalam balutan batik halus berwarna cokelat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima para pendengar radio dari seluruh Tanah Air yang pagi itu, Rabu pekan lalu, beranjangsana. âSaya bisa dengar informasi langsung dari masyarakat tanpa terdistorsi, tanpa dipoles,â ujarnya kepada Tempo.
Belum setahun Yudhoyono duduk di kursi presidenâdia dilantik pada 24 Oktober 2004. Dalam rentang waktu sesingkat itu, sudah kerap dia ke lapangan menemui rakyat dari rupa-rupa kelompok di berbagai pelosok negeri. Presiden ini dikenal rajin dan disiplin menyimak berita. Dia biasa memulai kegiatan paginya dengan membaca sebagian SMS dan surat dari masyarakat yang mengalir hingga ribuan ke kantornya saban hari.
âPagi ini sudah saya baca sekian ratus SMS dan 28 pucuk surat,â kata mantan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan itu.
Mempertahankan keutuhan Tanah Air adalah salah satu prioritas pemerintahan Yudhoyono. Penguasaannya pada detail masalah perbatasan tak bisa dipandang remeh. Tanyakan kepada Yudhoyono tentang Pulau Miangas di perbatasan dengan Filipina, Pulau Nipah di perbatasan dengan Singapura, atau konflik di perbatasan dengan Timor Leste. Dalam beberapa menit, ia akan memaparkan kondisi pulau-pulau itu secara detail, lengkap dengan kondisi ekonomi dan topografinya. âSaya harus memahami dan menguasai karena perbatasan adalah beranda depan kita,â ujarnya. Para pejabat pusat dan daerah selalu dia perintahkan untuk datang ke perbatasan dan merengkuh warga setempat agar menjadi lebih Indonesia.
Rabu pagi pekan lalu, Presiden Yudhoyono menerima wartawan Tempo Bambang Harymurti, Toriq Hadad, Gendur Sudarsono, Hanibal W.Y. Wijayanta, serta fotografer Hendra Suhara selama satu setengah jam untuk suatu wawancara khusus. Dilangsungkan di kantor kepresidenan, Presiden tampak sangat gembira meladeni topik wawancara ini: pulau-pulau di perbatasan negeri kita. âTerima kasih Tempo ikut merasakan beratnya membikin mereka menjadi bagian Indonesia. Kapan-kapan, kalau saya jalan, saya ajak ke Pulau Miangas atau ke Nipah atau yang lain, naik kapal,â ujarnya sembari tersenyum.
Berikut ini petikannya:
Apa prioritas pemerintah dalam menjaga keutuhan negara, menjaga wilayah kelautan dan pulau-pulau terluar Indonesia?
Dalam tiga tahun terakhir, pemerintah mengembangkan upaya agar pulau-pulau terpencil dan terluar berada dalam pengelolaan yang baik. Mulai dari aspek keamanan, ekonomi lokal, wawasan dan rasa kebangsaan. Ini tantangan berat tapi harus dijalankan pada tahun-tahun mendatang.
Dengan cara apa mekanisme pengelolaan itu dilakukan?
Pertama, kita harus selalu berkomunikasi dengan mereka. Dari interaksi ini mereka akan merasa sebagai bagian dari kita serta akan paham ideologi kita, kebijakan Indonesia, serta hal-hal lain yang menyangkut negeri kita.
Kedua, mereka harus mendapat perlindungan keamanan dan pengamanan. Kekuatan armada laut dan udara…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…
Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…