Perhelatan Akbar Pendidikan Nasional
Edisi: 08/36 / Tanggal : 2007-04-22 / Halaman : 84 / Rubrik : IT / Penulis : , ,
DUA lelaki paruh baya itu nampak tengah serius berbincang. Seorang menggunakan kemeja corak batik parang ceplok gurdo, dan seorang lagi mengenakan kemeja lengan pendek bermotif sasirangan. Keduanya merupakan perwakilan dari Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Yogyakarta dan Kalimantan Selatan. Mereka tengah membicarakan mengenai situasi dan kondisi berkenaan dengan pendidikan di daerah masing-masing.
Malam itu, mereka hanya dua orang di antara sekitar 711 peserta di acara pembukaan Rembuk Nasional 2007 yang diselenggarakan Departemen Pendidikan Nasional di Pusdiklat Pegawai Depdiknas, Sawangan, Depok. Kegiatan rutin setahun sekali itu, dilakukan dari 8 hingga 11 April 2007, yang diikuti stake holder atau penyelenggara pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia. Itu sebabnya, Rembuk Nasional Pendidikan (RNP) kali ini lebih semarak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
âBiasanya, kami tidak melibatkan hingga tingkat kabupaten dan kota. Namun, tahun ini ada pengecualian, karena kita berada pada titik kritis dalam rangka pemantapan program,â kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Depdiknas, Prof. Dr. Ir. Dodi Nandika, disela kegiatan RNP yang mengusung tema âPemantapan Koordinasi untuk Penuntasan Target Renstra (Rencana Strategis) Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009â itu.
Titik kritis yang dimaksud, tak lain dari tenggat penuntasan wajib belajar 9 tahun, tinggal setahun lagi. Pada 2008, seluruh anak usia sekolah SD dan SLTP di Indonesia harus mengeyam bangku pendidikan. Tolok ukur keberhasilannya, pada pencapaian angka partisipasi 95 persen. Namun, saat ini masih terdapat beberapa daerah yang belum mencapai angka partisipasi kasar (APK) 80 persen untuk tingkat SLTP tersebut.
âUntuk daerah-daerah yang mengalami masalah…
Keywords: -
Rp. 15.000
Artikel Majalah Text Lainnya
S
I
P