Menggertak Exxon, Siapa Takut?!

Edisi: 16/30 / Tanggal : 2001-06-24 / Halaman : 112 / Rubrik : EB / Penulis : Adi, I.G.G. Maha, Bakri, Zainal,

BAIHAKI Hakim tiba-tiba bersuara lantang. Direktur Utama Pertamina ini melontarkan ultimatum kepada ExxonMobil Indonesia (EMOI) dan menegaskan bahwa penghentian operasional kilang gas Arun, yang terjadi sejak 9 Maret lalu, sudah tak bisa lagi ditolerir. "Tiga bulan, cukuplah kita bersabar," katanya mengingatkan.

Dalam penilaian orang nomor satu Pertamina ini, sekarang sudah tak ada alasan bagi EMOI untuk menunda-nunda operasi. Katanya, jaminan keamanan sudah diberikan pemerintah Indonesia, bahkan jumlah aparat keamanan yang menjaga ladang gas itu di-rasakan lebih dari cukup, yakni sekitar tiga batalion-berarti lebih dari 2.000 orang. Jika kali ini EMOI tetap tidak bersedia mengerahkan para karyawannya-karena alasan keamanan-Pertamina akan mengambil-alih ladang itu. Sumber Tempo di Pertamina mencatat, paling tidak sembilan kontraktor gas dari luar dan dalam negeri mengaku sanggup mengoperasikan ladang gas yang ditemukan pada 1971 itu.

Ancaman pengambilalihan sebenarnya sudah dikumandangkan Pertamina untuk kesekian kalinya. Dulu, ancaman itu dilontarkan dengan agak malu-malu, tapi belakangan terdengar semakin geram dan menggebrak. Sebagai pemegang kuasa penambangan minyak dan gas-menurut UU No. 8 Tahun 1971-Pertamina adalah pemegang kuasa manajemen. Ini berarti, semua perusahaan minyak dan gas yang berstatus kontraktor harus tunduk kepada peraturan…

Keywords: -

---

Foto Terkait