Belajarlah Sampai Ke Samarinda
Edisi: 49/20 / Tanggal : 1991-02-02 / Halaman : 25 / Rubrik : NAS / Penulis :
IMING-IMING duit, ditambah gertakan dan ancaman, tampaknya kini sudah bukan
senjata ampuh lagi buat para developer untuk membebaskan tanah. Lihat saja di
kawasan Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur. Di sana ada sekitar 80 kepala
keluarga yang bertahan tak mau melepas rumah dan tanahnya kepada developer PT
Dharma Hasta Karya (DHK).
; Rencananya, di atas kawasan seluas 2,7 hektare itu akan dibangun sebuah
kompleks komersial; perkantoran, perhotelan, dan pertokoan. Sedangkan ganti
rugi yang ditawarkan DHK besarnya Rp 500 ribu sampai Rp 700 ribu/m2.
; Namun, warga Bali Mester menghendaki ganti rugi sampai Rp 1 juta/m2. DHK
menolak. Akibat tak ada kecocokan harga, sejumlah warga di sana ada yang
sempat ketiban pulung menerima surat bernada ancaman yang ditandatangani
seorang purnawirawan ABRI. Namun, tekad mereka tak surut.
; Tarik ulur antara developer dan penghuni juga terjadi di Jalan Sunan Giri,
Rawamangun, Jakarta Timur. Soal harga juga jadi penyebabnya. Di situ, ada 132
kepala keluarga yang menempati areal tanah seluas 6.000-an meter persegi. Kini
mereka…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?