Ekonomi Menyurut, Pengangguran Naik
Edisi: 11/36 / Tanggal : 2007-05-13 / Halaman : 64 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : , ,
KERINGAT masih membasahi tubuh Humaidi yang tengah beristirahat di Pasar Tanjung, Pasar Induk Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa petang pekan lalu. Wajah lelaki 38 tahun itu penuh peluh setelah pontang-panting mengais rezeki hampir tanpa henti. Pekerjaannya sebagai kuli angkut di toko bangunan saat mentari sedang bersinar tak cukup membuat dapurnya terus mengepul. Dia terpaksa nyambi menjadi tukang angkut sayuran di pasar ketika orang-orang sudah terlelap di ranjang.
âSaya harus bekerja lebih keras dan mencari tambahan untuk mengimbangi harga kebutuhan pokok yang terus merangkak naik,â ujar Humaidi. Upahnya yang cuma Rp 15 ribu per hari sebagai kuli angkut bangunan plus penghasilan istri sebagai tukang cuci Rp 30 ribu hingga 50 ribu per minggu tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga dengan tiga anak ini.
Humaidi sempat putus asa. Upah hasil kerja keras bersama istri seperti tak ada artinya. Pendapatan mereka selalu tertinggal ketika berkejaran dengan harga barang kebutuhan pokok. Apa boleh buat, jatah makan dikurangi dan menu hidangan pun diubah. Nasi yang biasanya dari beras kini dicampur dengan jagung agar lebih murah. âTetangga kanan-kiri juga bernasib sama seperti kami,â kata Nafsiyah, sang istri.
Tak bisa dimungkiri, sejak harga beras melambung dari semula Rp 4.800-an pada akhir tahun lalu dan mencapai puncaknya hingga Rp 6.445 per kilogram pada…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…