Istana Dan Duit Yang ’tak Nendang’ Itu

Edisi: 15/36 / Tanggal : 2007-06-10 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Setyarso, Budi , ,


Sejumlah orang di lingkaran dalam Susilo Bambang Yudhoyono mengaku menerima dana ilegal Departemen Kelautan pada pemilu presiden 2004. Tapi Yudhoyono mengelak dengan mengatakan mereka bukan bagian dari tim kampanye SBY-JK. Penelusuran Tempo menemukan, mereka orang penting yang mengatur gerak dan lafal sang calon presiden, walau tidak tercantum sebagai anggota tim sukses yang resmi.

MUNAWAR Fuad Nuh ibarat penata panggung Susilo Bambang Yudhoyono pada saat kampanye di lingkungan pesantren, dalam pemilu presiden 2004. Ia bertugas menganalisis kiai yang perlu didatangi. Juga menyiapkan kata dan lafal yang tepat bagi sang kandidat untuk mengikat hati sahibul bait.

Ada empat tingkat keberhasilan yang disiapkan Fuad setiap kali mendampingi Yudhoyono ke pesantren. Pertama, ini yang paling remeh, sang kandidat diterima dengan baik oleh kiai-kiai. Kedua, SBY disambut oleh kiai sentral. Ketiga, sang kiai bersedia berpose bersama. Keempat, kiai itu memastikan memberikan dukungan buat Yudhoyono. Untuk mencapai yang terakhir ini bukan perkara mudah. Soalnya, Nahdlatul Ulama ketika itu menyokong Megawati Soekarnoputri, yang calon wakil presidennya adalah Hasyim Muzadi, Ketua Umum NU.

Agar lebih afdol, pria 37 tahun itu bahkan sampai menentukan perlu-tidaknya Yudhoyono mencium tangan kiai yang akan dikunjunginya. ”Misalnya, saya sarankan SBY ketemu Gus Dur di rumah dan mencium tangannya saat datang,” kata Fuad kepada Tempo, Rabu pekan lalu.

Kini kedekatan Fuad dengan Yudhoyono disorot dari sisi lain. Namanya moncer dalam beberapa pekan terakhir. Fuad disebut sebagai satu di antara lebih dari 1.700 penerima dana nonbujeter Departemen Kelautan dan Perikanan. Ia tercatat menerima Rp 150 juta pada 11 Oktober 2004.

***

DANA nonbujeter sekitar Rp 31 miliar dikumpulkan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri sejak 2001 dan berlanjut hingga Freddy Numberi, menteri penggantinya. Rokhmin kini menjadi terdakwa bersama mantan sekretaris jenderal departemen itu, Andin H. Taryoto. Duit yang dikumpulkan dari para pengusaha itu dikelola oleh Didi Sadili, mantan Kepala Biro Umum dan Tata Usaha Direktorat Jenderal Kelautan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…