Marsekal Djoko Suyanto: Jangan Ada Korban Lagi
Edisi: 15/36 / Tanggal : 2007-06-10 / Halaman : 116 / Rubrik : WAW / Penulis : Dhyatmika, Wahyu
IA disebut-sebut sebagai salah seorang penerbang terbaik Angkatan Udara. Panglima TNI Djoko Suyanto mempunyai setumpuk pengalaman mengemudikan pesawat tempur F-5 Tiger. Pernah mengikuti kursus USAF Fighter Weapon Instructor School di Nellis Air Force Base, Nevada, Amerika Serikat, ia memang hebat. Di sanalah tim akrobatik Angkatan Udara AS digodok.
Tapi itu 32 tahun lalu. Kini Djoko, 57 tahun, tidak beraksi di udara. Kariernya cepat melesat di darat. Ia panglima kedua di luar Angkatan Darat setelah Laksamana Widodo A.S. di zaman Presiden Abdurrahman Wahid. Ia menghadapi dunia yang berubah dan kompleks. Terakhir, koeksistensi sipil-militer yang cacat oleh bentrokan antara personel marinir dan warga lokal di Alas Tlogo, Pasuruan, Jawa Timur, Rabu pagi pekan lalu.
Lima nyawa melayangâtermasuk janin lima bulan dalam kandunganâdan beberapa luka-luka. Sekonyong-konyong orang pun ingat serangkaian kasus sama yang masih menunggu penyelesaian: sengketa tanah antara TNI dan warga setempat di beberapa daerah. Adakah konflik mesti berakhir dengan sekuen: kematian sejumlah warga, dicopotnya komandan militer yang bersangkutan, dan hukuman bagi para pelaku? Bagaimana dengan orang-orang di luar itu, termasuk perusahaan swasta penggarap tanah?
Tampaknya tak ada orang yang lebih tepat untuk menjawab itu semua selain Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto. Berikut petikan wawancara wartawan Tempo Wahyu Dhyatmika melalui telepon, Sabtu kemarin.
Pekan lalu, Anda menjelaskan peluru yang mengenai warga merupakan pantulan. Apa dasarnya?
Itu laporan sementara ya. Jadi, ada dua hal yang saat itu saya sampaikan berdasarkan dua masukan ke saya. Pertama adalah versi marinir, soal tembakan pantulan. Yang kedua dari rakyat, yang mengatakan tembakannya terarah. Saya belum menyimpulkan. Saya ingin mengklarifikasi. Nanti aparat hukum yang menentukan.
Adakah temuan atau perkembangan terbaru dari penyidikan kasus ini?
Belum ada. Laporan terbaru saya terima kemarin malam (Jumat malam) dari Panglima Komando Armada Timur TNI AL Laksamana Madya Moekhlas Sidik. Memang masih dua versi itu yang dicoba dikembangkan oleh tim penyelidik dari Polri. Polisi militer TNI juga akan turun.
Selain itu, ada sejumlah elemen yang sudah berkirim surat kepada saya, seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (untuk menyelidiki). Saya persilakan saja, selama itu untuk memperkuat proses hukumnya.
Bagaimana reaksi Anda ketika mendengar kabar ini pertama kali?
Saya syok sekali. Berhadapan dengan warga masyarakat dalam masalah tanah kan sering terjadi. Tapi, ada lima korban tewas dan beberapa orang luka-luka, sungguh mengejutkan. Sangat menyedihkan ini bisa terjadi antara TNI dan masyarakat. Apalagi marinir dikenal dekat dengan masyarakat.
Siapa yang melaporkan insiden ini kepada Anda?
Saya terima laporan langsung dari KSAL Laksamana TNI Slamet Soebijanto pada Rabu siang sekitar pukul 12. Ketika itu saya sedang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…