Bunyi Dor Pada Hari Pencoblosan
Edisi: 17/36 / Tanggal : 2007-06-24 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Setyarso, Budi , ,
Polisi Menyergap Abu Dujana yang sekian lama diburu. Tujuh orang tersangka kasus terorisme diringkus beberapa jam kemudian. Seorang di antaranya belakangan diketahui sebagai pemimpin tertinggi sementara Jamaah Islamiyah. Meski ruang geraknya semakin terbatas, kelompok ini tak bisa dianggap remeh. Simak wawancara khusus Tempo dengan Abu Dujana.
WAKTU zuhur sebentar lagi menjelang. Pemilihan kepala desa di Kebarongan, Kecamatan Kemranjen, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu dua pekan lalu, tiba pada hari pencoblosan. Anak-anak bermain di luar rumah. Yusron Mahmudi, 37 tahun, pun ingin membagikan keriangan itu untuk empat anaknya.
Ia lalu memboncengkan tiga anaknya, 8 tahun, 5 tahun, dan 2½ tahun, dengan sepeda motor. Si bungsu yang baru enam bulan ada di gendongan Sri Mardiyati, ibunya. âBu, saya jalan pelan-pelan, nanti nyusul,â kata Yusron kepada istrinya, yang sedang mengunci pintu rumah.
Tiba-tiba sebuah mobil memepet Yusron dan tiga anaknya. Seorang penumpang, yang ternyata anggota Satuan Tugas Bom Kepolisian, meminta pria yang dikenal tetangganya sebagai pedagang kelontong itu turun. Lalu terdengar tembakan. Paha kiri Yusron tertembus peluru. Menurut polisi, ia didor karena hendak lari. Tapi kepada Erwin Dariyanto dari Tempo, Kamis pekan lalu, istrinya menuturkan bahwa Yusron ditembak setelah menuruti perintah untuk berjongkok dan angkat tangan.
Yusron rupanya menjadi incaran polisi, yang telah mengidentifikasi dirinya sebagai Abu Dujana, buron kelas kakap yang dituduh terlibat serangkaian aksi terorisme di Tanah Air. Ia juga diyakini memimpin sayap militer Jamaah Islamiyah, yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dimasukkan daftar teroris internasional. Berdasarkan foto lama Abu Dujana dan keterangan para tersangka kasus terorisme yang ditangkap di Yogyakarta, akhir Maret lalu, ciri-ciri fisik Yusron dipastikan identik dengan sang buron.
Itu sebabnya, begitu Yusron dipastikan ada di rumah, polisi langsung bergerak. Pada Kamis malam sebelum penangkapan, Brigadir Jenderal Surya Dharma Salim, Komandan Satgas Bom, dan Inspektur Jenderal Gorries Mere, Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, yang baru tiba dari Singapura, terbang ke…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…