Mari Elka Pangestu: ”mereka Sangat Agresif”
Edisi: 21/36 / Tanggal : 2007-07-22 / Halaman : 36 / Rubrik : WAW / Penulis : Hasugian, Maria, Susanto, Heri, Ariyani, R.R.
IA mungkin membayangkan Batam seperti Shenzhen di Cina. Daerah yang dua dasawarsa silam merupakan desa nelayan yang miskin, dengan pendapatan per kapita US$ 79,8, tapi kini terbang dengan pendapatan US$ 3.000âhampir tiga kali lipat Indonesia.
Ya, Shenzhen di Cina, Dubai di Uni Emirat Arab, dan Chennai di Indiaâsemua yang mengalami keajaiban setelah menjadi zona perdagangan bebas, tentu dengan modifikasi masing-masing.
Ia, Mari Elka Pangestu, 51 tahun, pernah mengeluhkan kebijakan soal Batam yang berubah-ubah. Dan sekarang, setelah Mari menjabat Menteri Perdagangan, status Batam berubah lagi. Ada peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perpu) yang melandasi pijakannya sebagai zona perdagangan bebas terbatas. Perpu? Segenting itukah masalahnya?
âPerpu itu usulan Departemen Hukum dan HAM,â kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Banyak yang perlu ditanyakan tentang status Batam yang baru. Dan Jumat pekan lalu, sambil menyantap makan siangnya berupa empat potong tahu dan tempe bacem serta irisan sayur buncis dan wortel yang direbus, ia menjawab setiap pertanyaan di rumah dinasnya di Jakarta.
Wawancara sempat ditunda karena Mari harus menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kemudian, dalam perjalanannya ke Jakarta Convention Centre, wawancara dilanjutkan lewat telepon genggam. Berikut petikan wawancara Maria Hasugian, Heri Susanto, R.R. Ariyani, dan Nur Haryanto dari Tempo dengan Mari.
Bagaimana ceritanya sampai pemerintah akhirnya memutuskan Batam menjadi kawasan perdagangan bebas menyeluruh?
Batam sudah terlalu bercampur antara kawasan industri dan nonindustri. Sulit membedakan secara spesifik antara industri dan nonindustri. Itu salah satu pertimbangan akhirnya diputuskan seluruh pulau Batam menjadi kawasan perdagangan bebas menyeluruh. Yang penting adalah menjaga agar produk ekspor tidak dijual ke dalam negeri. Kalau dijual di dalam negeri, tentunya ia harus bayar pajak dan bea masuk sesuai aturan. Caranya ada bea cukai.
Tapi, bea cukai kelihatannya kewalahan menangani kawasan ini?
Nggak jugalah. Selama ada pintu masuk dan pintu keluar, tidak ada masalah.
Apakah awalnya tim nasional sepakat bahwa Batam menjadi enclave (kawasan bebas terbatas)?
Tidak juga. Kami gambarkan plus-minus dari kedua opsi ini.
Kita tahu, untuk pertama kali Pak Boediono (Menteri Keuangan), ketua tim nasional, membuat catatan kecilâ¦.
Itu lebih baik ditanyakan kepada Pak Boediono. Saya tidak akan memberi komentar. Saya ingin kembali lagi menyampaikan bahwa tidak ada masalah di dalam pemerintahan. Kami mengambil keputusan berdasarkan informasi yang ada,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…