Yang Berteriak Di Lapangan Lumpur

Edisi: 21/36 / Tanggal : 2007-07-22 / Halaman : 60 / Rubrik : MS / Penulis : Patria, Nezar, ,


HARI itu, Jumat 22 Juni. Langit di perbukitan Glastonbury terus-menerus mendung. Hujan besar yang turun semalaman telah mengaduk tanah ladang yang terletak di Somerset, Inggris, itu menjadi kubangan lumpur raksasa. Tapi di hamparan lembah, di atas lumpur, di bawah puluhan ribu tenda tegak seperti jamur dicelup kesumba warna-warni, bertahanlah anak-anak muda yang menyebut diri para pendukung ”revolusi generasi baru”.

Glastonbury Festival memang pesta pertunjukan musik terbesar di Eropa, 22–24 Juni lalu. Di atas tanah seluas 364 hektare—kira-kira setengah Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan—berdirilah puluhan panggung, bioskop terbuka, ratusan kedai makan, mesin ATM. Ya, Glastonbury telah menjadi kota mini.

Di musim panas ini cuaca tak menentu. Penonton datang bermantel hujan dan memakai welly boots, sepatu karet setinggi lutut, mirip milik petugas kebersihan. Tapi inilah Glastonbury. Semua aliran musik dan juga politik perlawanan, asalkan mendukung gerakan perdamaian dan lingkungan, mendapat tempat di sini. ”Inilah saatnya saya terbebas tiga hari dari rezim pengintip,” ujar seorang warga London, membandingkan Glastonbury dengan kota tempat tinggalnya yang seolah dikepung kamera-kamera pengintai. Ia bagian dari generasi baru yang sadar lingkungan dan bahaya perang.

Bertajuk ”Glastonbury Festival of Contemporary Performing Art”, festival itu menyodorkan beragam musik dan pertunjukan seni: seni instalasi, permainan rakyat, juga teater keliling. Di satu tenda raksasa ada panggung bernama The Left Field. Panggung ini memang diorganisir oleh kaum kiri. Karenanya, selain musik, ada pula orasi politik. Pada hari pertama ada sekelompok petani Kolombia yang menghujat imperialisme Amerika dalam…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14

Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…

N
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21

Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…

A
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21

Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…