Sutanto Menggebrak, Kaban Meradang

Edisi: 21/36 / Tanggal : 2007-07-22 / Halaman : 84 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Baskoro, L.R., Adi, I.G.G. Maha, Dimas A


DUA PETINGGI NEGARA yang berseteru ihwal pembalakan liar akhirnya bertemu. Tapi Menteri Kehutanan M.S. Kaban berkukuh meminta Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutanto mengevaluasi Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Riau, dan Papua. Mereka dianggap melakukan operasi pemberantasan pembalakan liar secara serampangan. Bukan cuma tak ada koordinasi, otoritas kehutanan pun dilangkahi.

Ketiga kapolda menolak tudingan Kaban. Mereka tetap pula dengan gebrakannya; bertekad membasmi para pencoleng kayu—sekalipun jabatan sebagai taruhan. Sudah menjadi rahasia umum, di lapangan, masalahnya bak benang kusut. Sejumlah aparat kepolisian dan kehutanan main mata, kongkalikong menikmati duit dari praktek pembalakan haram.

PERTEMUAN itu berlangsung di ruang tamu Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutanto, Rabu pekan lalu. Tak lama, tak lebih dari 45 menit. Sang tamu, Menteri Kehutanan Malam Sambat Kaban, dengan serius menyimak penjelasan Sutanto perihal operasi pembalakan liar yang digelar polisi di beberapa daerah. Di samping Sutanto, duduk Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Makbul Padmanagara dan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Bambang Hendarso Danuri.

Setelah Sutanto memberikan penjelasan, Kaban langsung berkomentar. Dia meminta polisi melakukan koordinasi dengan instansinya jika menggelar operasi menyikat para pembalak liar. ”Supaya jangan sampai yang tak bersalah dan yang punya izin jadi korban,” kata Kaban. Menurut sumber Tempo di Departemen Kehutanan, ujung pertemuan itu mencapai kata sepakat: Markas Besar Polri dan Departemen Kehutanan membuat tim untuk memberantas para pencoleng kayu.

Namanya tim investigasi gabungan. ”Ini memperbarui komitmen. Kedengarannya juga lebih elegan,” ujar sang sumber. Begitu pertemuan selesai, dengan bergegas Kaban menuju mobil dinasnya, Toyota Camry bernomor RI-25, lalu wusss, melesat meninggalkan Mabes Polri. ”Pertemuan itu untuk menyamakan persepsi dalam memberantas pembalakan liar,” kata Bambang Hendarso. ”Bukan karena adanya saling tuding.”

SEPEKAN terakhir, hubungan Markas Besar Polri dan Departemen Kehutanan memang panas. Pemicunya adalah pernyataan Menteri Kaban yang meminta Jenderal Sutanto mengevaluasi anak buahnya, tiga kepala kepolisian daerah yang hutannya rawan pencolengan. Mereka adalah Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara Inspektur Jenderal Nurudin Usman, Kapolda Riau Brigadir Jenderal Sutjiptadi, dan Kapolda Papua Inspektur Jenderal Max Donal Aer.

Tentu saja ini menyangkut operasi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…