Kaban Di Pusaran Pembalakan Liar

Edisi: 29/36 / Tanggal : 2007-09-16 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Susanto, Elik, Bas


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk Tim Penanganan Illegal Logging di Provinsi Riau. Dalam delapan bulan terakhir, polisi melakukan perang terhadap para pembalak di Provinsi Lancang Kuning itu. Menteri Kehutanan M.S. Kaban, yang disebut-sebut dekat dengan sejumlah pengusaha kayu di sana, menuding operasi polisi melebar ke mana-mana: memberangus para pengusaha hutan yang berizin dan mengancam kelangsungan hidup pabrik bubur kertas.

Hutan Riau sudah gundul. Sedikitnya tiga juta hektare—dari sekitar 5 juta hektare—hutan di provinsi itu kini botak, tak berpohon. Selain sekitar 250 orang sudah dijadikan tersangka, polisi juga menyita ”lautan kayu” sekitar satu juta meter kubik di Sungai Gaung, Indragiri Hilir. Sejumlah perusahaan pabrik kertas raksasa diduga terlibat dalam ”mafia” penggangsiran hutan yang membuat negara rugi triliunan rupiah ini. Inilah laporan Tempo langsung dari hutan Riau.

SEJAUH mata memandang, yang tampak hanyalah tumpukan kayu, kayu, dan kayu. Di kiri dan kanan jalan, tumpukan kayu gelondongan itu menjelma bak dua bukit panjang tak berujung. Kepolisian Daerah Riau, yang pada Juli lalu menyegel kayu itu, menghitung jumlahnya tak kurang dari satu juta meter kubik.

Bukit kayu itu terletak di Sungai Gaung, Indragiri Hilir. Tempo, yang pada Kamis pekan lalu ”masuk” ke sana, mencoba mengukur panjang tumpukan kayu itu dengan sepeda motor keluaran terbaru. Posisi spidometer kendaraan berada di angka ”nol” dan laju motor ”disetel” pada kecepatan 30 kilometer per jam.

Sekitar setengah jam diperlukan waktu untuk melewati bukit kayu itu. Saat sampai di titik paling ujung tumpukan kayu itu, spidometer menunjuk angka 13.257. Jika diletakkan berjejer dari Istana Negara di Jakarta Pusat, panjang tumpukan kayu di pedalaman Riau yang tingginya rata-rata mencapai 2,5 meter itu artinya bisa ”tembus” sampai Blok M, Jakarta Selatan.

Barisan kayu berdiameter 30 sentimeter sampai satu meter ini barulah sebagian kayu milik PT Bina Duta Laksana yang ditemui Tempo. Tebangan kayu ilegal lainnya terserak di tengah hutan. Sebagian lainnya teronggok, meng apung-apung, di sejumlah kanal buatan perusahaan itu. Bina Duta Laksana memang beroperasi di Kecamatan Gaung, Indragiri Hilir.

Diperlukan tenaga super-ekstra untuk bisa melihat pemandangan ”bukit kayu Bina Duta” ini. Jarak dari Pekanbaru, ibu kota…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…