Dari Sampah Hingga Homoseksual

Edisi: 30/36 / Tanggal : 2007-09-23 / Halaman : 100 / Rubrik : TAR / Penulis : Suyono, Seno Joko


SEMUA penari laki-laki itu bertelanjang dada. Perut mereka rata, six pack. Mereka semua mengenakan rok balet yang disebut tu-tu, berwarna merah, biru, dan ungu.

Lalu mereka saling mengusap dagu, pipi, berbopongan, memeluk. Itulah Let it be Me karya Yudhistira Syuman di Goethe Haus Jakarta—yang menggambarkan kehidupan dunia gay Jakarta. Lagu Bon Jovi It’s My Life menyeruak ketika adegan mereka seolah memberontak, ketika dianggap najis oleh para penari perempuan. Tapi, tatkala lagu jazzy But Beautiful yang dinyanyikan Shirley Horn mengalun, sepasang penari laki-laki saling lembut berangkulan.

Jakarta tak lekang dari isu tentang homoseksual. Yudhistira berusaha mengangkat sebuah tema yang unik: tentang seorang gay yang tak mampu ereksi. Entah itu didapatkannya dari sebuah riset atau bukan. Tapi simbolisasi adegan yang mengutarakan persoalan itu sedikit, hanya seorang penari laki-laki mengibaskan rok birunya, seraya berkata, ”Aku hanya untuk dinikmati tapi tak bisa menikmati.”

Karya Yudhistira Syuman merupakan penutup dari rangkaian Gelar Koreografi Kota yang diadakan Dewan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Diversions: Khas, Cerdas, dan Nakal
1994-02-05

Sedang tumbuh di eropa grup-grup tari kelompok kecil. salah satunya yang datang di jakarta pekan…

Y
Yang Terbebani dan Tak Terbebani Tradisi
1994-01-29

Sembilan penata tari pemenang lomba tari dinas kebudayaan dki jakarta mementaskan karya masing-masing di tim.…

B
Baguru ka Alam Tradisi
1994-06-04

Untuk ke sekian kalinya gumarang sakti diundang dalam festival internasional. tak salah pendekatan gusmiati pada…