Akhirnya Memilih Pengasingan
Edisi: 30/36 / Tanggal : 2007-09-23 / Halaman : 124 / Rubrik : INT / Penulis : Fadjri, Raihul, ,
SEPULUH menit sebelum pesawat Pakistan International Airline itu mendarat di Bandara Islamabad, Senin pekan lalu, Nawaz ShaÂrif bangun dari tidurnya. âSaya bahagia kembali ke negeri saya,â kata bekas perdana menteri itu, kendati ia hanya duduk di kursi kelas ekonomi. Di dalam pesawat yang terbang dari London itu ada anggota parlemen Inggris keturunan Pakistan, Lord Nazir Ahmed, dan sejumlah wartawan yang menyertai kepulangan Sharifâsetelah tujuh tahun di pengasingan.
Nawaz Sharif, 57 tahun, yang pernah terpilih dua kali sebagai perdana menteri, bertekad pulang untuk menumbangkan Presiden Pervez Musharraf, yang mendepaknya lewat kudeta tak berdarah pada 1999. Ia mengambil langkah itu setelah Mahkamah Agung Pakistan, 23 Agustus lalu, menganulir keputusan pemerintah yang melarangnya pulang ke tanah air. Sebelum meninggalkan Inggris, ia yakin jutaan pengÂikutnya dan aliansi partai oposisi menyambutnya meriah.
Apa boleh buat, kebahagiaan Nawaz hanya sekejap. Ketika pesawat Boeing 777 itu berhenti di apron, dari jendela ia melihat ribuan personel militer, pasukan komando, dan aparat intelijen mengepung pesawat. Di dekat pesawat menanti satu helikopter. Nawaz membayangkan, pasukan keamanan meneÂrobos ke dalam pesawat dan secepatnya menyeret dia sekali lagi ke penjara.
Jika ia dimasukkan bui, suhu politik akan meningkat lewat aksi jalanan pendukung partainya. âSaya akan bahagia dengan harga murahâdijebloskan ke penjaraâdan Pakistan akan bebas,â katanya. Ternyata ia keliru. Musharraf bertindak lain.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…