Dua Menuding Cendana
Edisi: 31/36 / Tanggal : 2007-09-30 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Manggut, Wenseslaus, Kustiani, Rini,
PBB dan Bank Dunia mengumumkan Soeharto sebagai koruptor nomor wahid dunia. Dasarnya adalah data Transparansi Internasional, badan dunia yang rajin menelisik duit haram di mancanegara.
Kedua badan dunia itu juga membentuk Stolen Asset Recovery (StAR) Initiative alias Prakarsa Pengembalian Aset Curian. Dengan program ini, kedua badan akan membantu pemerintah Indonesia melacak harta Soeharto di mana pun berada.
Keberhasilan program itu bergantung pada kemauan politik pemerintah Indonesia. Tapi inilah fakta yang membuat kita tak sepenuhnya bisa optimistis: di dalam negeri kasus pidana Soeharto malah dihentikan. Lalu, dari sepuluh koruptor yang dituding PBB, hanya Soeharto yang belum dinyatakan bersalah oleh pemerintah setempat.
BERKAS setebal 48 halaman itu diberi judul: Stolen Asset Recovery (StAR) Initiative alias Prakarsa Pengembalian Aset Curian. Bagian awal dokumen itu menjelaskan mengapa rencana ini perlu digelar dan mengapa pula kini diluncurkan.
Di bagian lain disajikan pengalaman sejumlah negara dalam mengembalikan harta koruptor kakap di mancanegara. Dari kasus Jenderal Sani Abacha di Nigeria, Alberto Fujimori di Peru, hingga harta Ferdinand Marcos di Filipina.
Inilah upaya anyar mengusut harta koruptor kakap di seluruh dunia dan ditelurkan dua lembaga raksasa, yakni Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Bank Dunia. Dirancang sejak Juli 2007, konsep ini diluncurkan secara resmi di New York, Amerika Serikat, Senin pekan lalu.
Gagasannya sebetulnya tak rumit: Bank Dunia dan PBB akan membantu negara yang berusaha mengembalikan aset yang dibawa kabur koruptor. Tak peduli siapa pun si koruptor: taipan beken atau mantan presiden.
Jurus ini dianggap jitu karena Bank Dunia punya jaringan luas di perbankan internasional dan berpengalaman menembus kerahasiaan bank. PBB diakui mumpuni menyidik harta korupsi. Disokong kerja sama antarnegara, cara ini bakal membuat para koruptor mencium tanah. Prakarsa ini disambut hangat banyak negara.
Yang membuat mata publik Indonesia membelalak adalah tabel di halaman 11 berkas itu. Di sana…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…