Dendam Benazir Dan ”dendam” Tamara

Edisi: 32/36 / Tanggal : 2007-10-07 / Halaman : 138 / Rubrik : BK / Penulis : Hartoyo, Budiman S, ,


BIARPUN sama-sama memendam dendam, perasaan Benazir Bhutto dan Tamara Geraldine tidaklah sama (Kompas, 16/9). Benazir memang benar-benar memendam dendam terhadap lawan politiknya. Karena itu, kata dendam seharusnya tidak ditulis di antara dua tanda kutip (hlm 5). Sebab, jika kata dendam diberi dua tanda kutip, berarti bukan dendam yang sesungguhnya. Sementara dendam Tamara terhadap acara Wisata Kuliner—karena tak bisa mencicipi jenis makanan tertentu gara-gara menderita sakit maag (hlm 32)—hanyalah kiasan. Setelah sembuh, ia melampiaskan ”dendam” dengan menemani Bondan Winarno, pengasuh acara tersebut. Maka tepatlah jika dendam ditulis di antara dua tanda kutip.

Selama ini pembubuhan tanda baca berupa dua tanda kutip di depan dan belakang sebuah kata hampir tak pernah dibicarakan. Padahal penggunaan tanda baca itu—yang dimaksudkan untuk memberi arti atau tekanan tertentu pada sebuah kata—sering muncul, terutama dalam bahasa pers, bahkan juga dalam bahasa lisan. Ketika seseorang sedang berbicara di televisi dan hendak menyebut sebuah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tamparan untuk Pengingkar Hadis
1994-04-16

Penulis: m.m. azami penerjemah: h. ali mustafa yakub jakarta: pustaka firdaus, 1994. resensi oleh: syu'bah…

U
Upah Buruh dan Pertumbuhan
1994-04-16

Editor: chris manning dan joan hardjono. canberra: department of political and social change, australian national…

K
Kisah Petualangan Wartawan Perang
1994-04-16

Nukilan buku "live from battlefield: from vietnam to bagdad" karya peter arnett, wartawan tv cnn.…