Dari Kitab Suci, Menyesap Rezeki
Edisi: 33/36 / Tanggal : 2007-10-14 / Halaman : 92 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Yudono, M.R, Yandi , Rosyid, Imron
Mereka ini pencari jalan menuju Tuhan. Mereka menemukan metode baru yang menuntun santri atau pengikutnya lebih mantap mendalami Islam. Solihin Bunyamin Ahmad dan Taufiqul Hakim, misalnya, meretas jejak penemu Iqraââmetode baca Al-Quran yang amat populer. Solihin menciptakan inovasi cara cepat menerjemahkan Al-Quran. Sedangkan Taufiqul berjasa membantu para santri, yang selama ini berjibaku memahami Arab gundul selama bertahun-tahun, menjadi cukup enam bulan saja lewat metode Amtsilati temuannya.
Hanya, zaman terus bergerak. Mereka hidup di tengah era yang berjalan dengan logika pasar. Mereka sadar bahwa punya banyak pengikut, dan temuannya itu punya dimensi bisnis. Tak terelakkan, untuk mengikuti pelatihan salat khusyuk dari Abu Sangkan saja jemaah harus merogoh kocek berjuta-juta. Para pencari jalan Tuhan ini pun menyesap rezeki tak terbilang dari para jemaah. Apakah mereka masuk kategori para penjual ayat?
TAUFIQUL Hakim tak pernah membayangkan akan menjadi kiai setenar sekarang. Maklum saja, ia tak memiliki darah biru kiai. Ia juga tak berasal dari keluarga berada. Dulu, untuk bisa bersekolah, Taufiqul harus menjadi penggembala kambing dan tukang sol sepatu.
Kini ia telah menyulap gubuk 4 x 9 meter persegi di desanya di Bangsri, Jepara, Jawa Tengah, menjadi Pondok Pesantren Darul Falah seluas 1 hektare dan membeli tanah 2,7 hektare lagi untuk pengembangan pondok. Jumlah santrinya, dari semula empat orang pada 1995, kini melar menjadi 700 murid. Para santri itu pun menyebut lelaki 32 tahun ini âPak Kiaiâ.
Revolusi rezeki Pak Kiai itu tak akan pernah terjadi bila enam tahun lalu ia tak menemukan metode Amtsilati. Ini metode yang memudahkan para santri mempelajari bahasa Arab dan huruf Arab gundul. Taufiqul menyaksikan murid-muridnya kesulitan menghafal seribu bait alfiyyah, syair Arab karya Ibn Malik, yang mengandung hukum dan aturan dalam ilmu nahwu (tata bahasa), yang ditulis plontos alias tanpa tanda baca. âDari 100 santri, paling hanya lima yang berhasil,â ujarnya.
Ia pun berpikir keras mencari cara termudah menguasai Arab gundul yang biasa ditulis dalam kitab-kitab kuning di pesantrenâkertasnya biasanya berwarna kekuningan. Singkat cerita, Kiai Taufiqul menemukan metode yang memperpendek penguasaan ribuan lembar kitab kuning dari 6-9 tahun menjadi hanya enam bulan. Inilah inovasi yang, selain mengubah hidup Taufiqul, telah memperkaya khazanah pengetahuan terhadap kitab-kitab klasik Islam.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…