Dari Catatan Harian Bonjol

Edisi: 34/36 / Tanggal : 2007-10-21 / Halaman : 62 / Rubrik : IQR / Penulis : Suyono, Seno Joko , Planasari, Sita,


”Ini ada surat kumpeni menyuruh saya datang kepada kumpeni sekarang. Bagaimana kiranya segala datuk-datuk atau baik saya pai (pergi—Red.) atau tidak?”

Imam Bonjol wafat di Manado. Selama di Manado, ia ternyata menulis semacam otobiografi dalam huruf Arab Melayu. Oleh anaknya, Naali Sutan Chaniago dan Haji Muhammad Amin, yang ikut dibuang ke Manado, naskah itu diselamatkan.

Dalam catatan itu, kita temukan kesaksian Imam Bonjol menyerang daerah-daerah yang belum menjalankan syariah, juga kisah bagaimana ia mengirim Tuanku Tambusai ke Mekkah, yang kemudian membuat Tambusai bergelar Haji Muhammad Saleh.

Atau bagaimana di sebuah salat Jumat, ia menyerukan hukum adat basandi syarak. Ia melukiskan dengan agak rinci betapa ganasnya perang mempertahankan benteng Bonjol. Tapi bagian paling panjang adalah pengakuannya bernegosiasi dengan Belanda.

Diceritakan, utusan Belanda, Kroner (Kolonel) Elout, memintanya menyerah.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…