Fauzi Bowo: Orientasi Kami Kepuasan Publik

Edisi: 35/36 / Tanggal : 2007-10-28 / Halaman : 50 / Rubrik : WAW / Penulis : Dewanto, Nugroho, Bektiati, Bina, Agustina, Widiarsi


SUDAH kenal, kan, sama Bang Kumis?” Itulah pertanyaan seorang lelaki berseragam safari cokelat di depan khalayak yang hendak mudik Lebaran di terminal bus Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa pekan lalu. Ratusan pemudik itu berteriak bareng, ”Sudaaah....”

Dia, Fauzi Bowo, gubernur baru Jakarta, kemudian mewanti-wanti, ”Hati-hati di jalan. Jadi bisa kembali lagi ke Ibu Kota dengan selamat.” Nasihat pamungkas pria 59 tahun itu muncul di akhir pesan, ”Jangan bawa saudara, ya? Sebab, menjadi penduduk Jakarta ada syaratnya.”

Sejak dilantik, Ahad 7 Oktober, jad wal Foke padat nian. Pada hari pertama, ia sudah dikunjungi sejumlah tamu, dan langsung menggelar rapat pertama. Kemudian ia melesat ke empat pasar tradisional, melihat persiapan Lebaran. Sorenya ia berbuka puasa di Kelapa Gading, Jakarta Utara, lalu salat tarawih di Kelurahan Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Istirahat hanya beberapa jam, dini hari esoknya ia sudah meluncur dari rumahnya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, ke permukiman padat penduduk di kawasan Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat. Ia memilih sahur bersama warga setempat sambil mengecek pelaksanaan siskamling.

Fauzi Bowo boleh dibilang sudah karatan di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Merintis karier dari bawah, sejak 1975, terakhir ia wakil gubernur di masa Gubernur Sutiyoso. Ia kemudian terpilih menjadi gubernur dalam pemilihan langsung oleh warga Jakarta, mengalahkan pasangan Adang Daradjatun-Dani Anwar dengan selisih angka ketat.

Bersama Prijanto, Fauzi bertekad membawa perubahan di Jakarta dalam lima tahun ke depan. Ia berencana melaksanakan program unggulannya dalam 100 hari pertama pemerintahannya setelah Lebaran. Salah satunya dengan menata ulang Jakarta menuju Megapolitan, sebuah konsep yang sudah lama ia tekuni dan menjadi tema disertasi doktornya di Jerman.

Di tengah jadwalnya yang ketat, Fauzi menyempatkan diri menerima Nugroho Dewanto, Bina Bektiati, Widiarsi Agustina, Ahmad Taufik, Anton Septian, dan fotografer Ramdani dari Tempo untuk sebuah wawancara di kantornya di Balai Kota Jakarta, Kamis dua pekan lalu.

Apa prioritas Anda dalam lima tahun ke depan?

Kami menyiapkan program dengan basis kepentingan publik. Apa yang saya tuangkan dalam visi dan misi pada saat kampanye akan kami bakukan dalam peraturan daerah mengenai rencana strategis pembangunan Kota Jakarta 2007-2012. Rencana itu yang akan jadi pegangan sekaligus patokan pembangunan Jakarta ke depan.

Dari mana Anda akan memulai pembenahan?

Kami bertolak dari keluhan, kelemahan,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…