Pulangnya Sang Penyair Senja

Edisi: 35/36 / Tanggal : 2007-10-28 / Halaman : 98 / Rubrik : OBI / Penulis : Nafi, Muhammad, ,


Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu

SENJA, tampaknya, punya kesan khusus bagi Toto Sudarto Bachtiar. Seperti ketika ia, dengan sangat lembut, menulis larik-larik Ibukota Senja, yang sangat terkenal pada 1957-1958, bahkan jauh setelah 1960-an—dan sempat dianggap sebagai ”ikon” Jakarta.

Tetapi, Selasa dua pekan lalu, ketika ia harus pergi untuk selama-lamanya, penyair yang halus dan terkesan ”sendu” itu berangkat pada pagi dini, tak terlalu lama setelah azan subuh. ”Beliau wafat pada pukul 05.50,” kata Didin Kusdiana, 45 tahun, menantunya.

Toto Sudarto Bachtiar dilahirkan di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…