Amien Sunaryadi Detektif Pemalu Dari Rawalumbu

Edisi: 44/36 / Tanggal : 2007-12-30 / Halaman : 26 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Taufiqurohman, M,


CERITA ini terjadi pada Ramadan, tahun Masehi 1983. Ketika itu pemimpin Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) sedang gundah: soal ujian bocor ke sejumlah mahasiswa. Tak jelas siapa pelaku pembocoran itu. Lalu, diutuslah seorang asisten dosen melakukan investigasi.

Sang asisten lalu merancang investigasi berjenjang. Ditelusurinya lapisan terbawah sekolah itu: dari mulai pesuruh sekolah sampai dosen senior. Dari tukang sapu sampai mahasiswa.

Teknik investigasinya tak istimewa: saban sahur hingga menjelang imsak, asisten dosen itu mewawancarai pelbagai orang di warung makan. Berhari-hari, informasi sedikit demi sedikit dikumpulkan.

Dari berbagai cerita, akhirnya diketahui bahwa jual-beli soal dilakukan sebuah jaringan yang rapi. Motornya sejumlah mahasiswa senior. Berbekal sejumlah fakta dan kesaksian, si asisten itu menemui mahasiswa senior itu.

Dari mereka diperoleh kabar bahwa kejahatan itu diotaki oleh tiga mahasiswa senior. Sejumlah pegawai kampus juga terlibat karena menjual soal kepada mahasiswa. Terhadap mereka yang bersalah, petinggi kampus menjatuhkan sanksi. Sang asisten jadi pahlawan.

Dosen muda itu adalah Amien Sunaryadi—pria berambut tipis, sedikit pemalu, yang 24 tahun kemudian menyala namanya di dunia pemberantasan korupsi.

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (2003–2007) itu adalah salah satu juru kunci di balik terungkapnya sejumlah kasus korupsi raksasa di Indonesia. Ia, misalnya, adalah otak penyergapan anggota Komisi Pemilihan Umum, Mulyana W. Kusumah, saat berusaha menyuap auditor Badan Pemeriksa Keuangan. Ia pula aktor di balik pengungkapan korupsi Direktur Badan Urusan Logistik, Widjanarko Puspoyo (lihat ”Intel di Kamar 607”).

l l l

LAHIR di Malang 47 tahun silam, Amien semula ingin bekerja di kantor audit Pemerintah Daerah Papua.

Persiapan sudah dilakukan: dari cek kesehatan sampai membeli celana jins di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Tapi petinggi kampus merayunya duduk di kursi asisten dosen. Ia manut: cita-cita berkarier di ujung timur Indonesia itu ia lepas.

Tapi di STAN Amien tak betah. Ia orang lapangan yang tak bisa diam di ruang kuliah. Pada penghujung 1982, dia memilih pindah ke Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Di sana ia bekerja di bagian pengawasan.

Untuk mengasah kemampuan auditingnya, pada 1993 dia terbang ke Atlanta, Amerika Serikat, mengambil program master bidang akuntansi di Georgia State University. Di sana ia juga ikut sejumlah kursus audit. Setelah itu dia mengikuti pelatihan antikorupsi di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…