Pakistan Setelah Bhutto
Edisi: 45/36 / Tanggal : 2008-01-06 / Halaman : 23 / Rubrik : OPI / Penulis : , ,
Di Pakistan, demokrasi angkat kaki bersama perginya Benazir Bhutto, 54 tahun, malam Jumat pekan lalu.
Benazir, kandidat terkuat dalam pemilihan umum parlemen yang direncanakan pada 8 Januari 2008, sebenarnya bukan idola setiap pencinta demokrasi. Di masa pemerintahannya, pada 1988 kemudian 1990, keluarganya terlibat korupsi, sementara kesejahteraan sosial bagi si miskin tak tergarap. Ia juga mengecewakan pencinta demokrasi. Sekitar sebulan lalu, ia sekonyong-konyong memutuskan berkolaborasi dengan lawan politiknya, penguasa rezim militer Jenderal Pervez Musharraf.
Tapi inilah Pakistan, yang telah kehilangan kepercayaannya pada pemeo: selalu ada titik cahaya di ujung lorong yang gelap. Hingga akhir pekan lalu, para pendukung Benazir Bhutto di seantero negeri merusak dan membakar mobil dan gedung-gedung pemerintah, sambil menuding bahwa Musharraf berada di balik pembunuhan itu. Satu…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.