Calon Bupati Dan Lain-lain

Edisi: 45/10 / Tanggal : 1981-01-03 / Halaman : 52 / Rubrik : PDK / Penulis :


MEMANG beragam tipe mahasiswa kita di luar negeri -- sudah tentu. Ada yang hanya belajar melulu, tak mau tahu soal organisasi dan lain-lain. Ada yang aktif, dan kritis terhadap sesama rekan, juga terhadap peristiwa di tanah air. Ada yang santai karena mendapat uang saku cukup, ada pula yang harus kerja sambilan.

Doddy Abdassah, 28 tahun, kiranya termasuk yang hanya melulu belajar. Ia kuliah di University of Southern California (USC sejak 1979 dengan beasiswa PT Caltex Indonesia. Termasuk beruntung, ia mendapat tambahan penghasilan $300 karena diangkat menjadi asisten profesornya. Maka Doddy, bersama seorang istri dan seorang anak, hidup sederhana tapi tenteram di negeri orang dengan pendapatan $800 (hampir Rp 500 ribu) per bulan.

Memang sudah sejak jadi mahasiswa ITB, Doddy yang kini sarjana perminyakan tak begitu suka ramai-ramai. Bahkan menilai aksi mahasiswa di tanah air sering "kurang proporsional". Bisa dipahami bila di California ia tak masuk organisasi apapun. Bahkan Permias (Perkumpulan Mahasiswa Indonesia di AS), dinilainya sebagai "organiasi orang kaya", kata Doddy yang memang datang dari keluarga sederhana. Banyak temannya sesama mahasiswa Indonesia di AS tak mempercayainya, bahwa hingga hari ini ia tak memiliki sebiji mobil pun -- padahal di sana mobil bukan main murah.

Tapi, tentu saja, mahasiswa yang rajin sembahyang ini bukan tak punya gagasan buat tanah airnya -- meski mirip gagasan mahasiswa kita pada umumnya. "Mahasiswa harus digiatkan riset," kaunya. "Di Amerika ini riset lebih maju 20 tahun dibanding kerja lapangannya."

Dan tambahnya, buru-buru: "Tapi kalau saya disuruh pulang sekarang, malu. Harus menggondol doktor dulu, dong."

Ada yang bersuara lain. "Kalau pulang ke Indonesia nanti? Saya ingin menjadi bupati di Cepu," kata Bambang Isriyanto, 28 tahun, mahasiswa tingkat sarjana di Pacific States University, jurusan Manajemen Industri.

Bambang memang lain dari Doddy. Ia "aktif, patriotik dan idealistis," komentar teman-temannya. Tak mengherankan kalau pada periode kemarin ia terpilih sebagai Ketua Permias cabang Los Angeles yang beranggotakan sekitar 250 mahasiswa.

MENENGOK riwayat hidupnya, anak seorang pegawai tinggi Dep. P&K ini memang tak bisa lain. "Jiwa saya jiwa rakyat jelata," tuturnya lantang. "Dulu, semasa kecil, saya lebih…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14

Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…

S
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16

Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…

T
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16

Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…