Terhenyak Di Ladang Minyak
Edisi: 01/11 / Tanggal : 1981-03-07 / Halaman : 35 / Rubrik : SD / Penulis :
KETUA DPP Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI), Agus Sudono, geleng-geleng kepala. Ngadiran, salah seorang buruh kontraktor di lingkungan perusahaan minyak PT Stanvac Indonesia (PTSI), sudah 16 tahun bekerja, masih dengan status pekerja harian. "Itu tak manusiawi -- tak sesuai dengan asas Hubungan Perburuhan Pancasila," keluh Agus Sudono.
Keluhan pimpinan FBSI itu dilontarkannya di hadapan Ngadiran ketika berada di Riau beberapa bulan lalu. Tapi dalam peringatan Hari Buruh (hari lahir FBSI) 20 Februari lalu, tak seorang pun lagi menyebut nama Ngadiran -- meskipun berbagai pidato peringatan tak kurang memuji peranan kaum pekerja di bumi ini.
Dan barangkali juga Ngadiran, 42 tahun, tak mengharap terlalu banyak pada upacara-upacara peringatan serupa itu. Sebab, seperti katanya, "saya selalu cemas menghadapi hari besok."
Kecemasan itu memang bukan mustahil. Dengan sekian tahun masa kerja, di PTSI sekarang ia hanya mendapat upah Rp 650 sehari. Dan kalau tidak bekerja, entah karena masuk angin atau panas badan diisap malaria hutan Riau, berarti satu rupiah pun tak mungkin masuk ke kantungnya.
Ngadiran, lelaki beranak 4 itu, adalah salah seorang dari sekitar 3.000 buruh yang bekerja pada kontraktor di lingkungan PTSI. Dengan cuma makan SD dan tak pula tamat, perantau dari Jawa Tengah itu memang cuma mampu mengandalkan tulangnya untuk jenis pekerjaan kasar. Menjaga dan memperbaiki pipa yang bocor, menggali parit, adalah tugasnya sehari-hari.
Sistem kerjanya pun agak ganjil. "Pakai unit-unit," cerita Ngadiran. Unit itu, misalnya memperbaiki pipa bocor. Kalau sehari dia bisa menyelesaikan 3 unit, ya "dapatlah Rp 1.000 lebih." Tapi amat jarang ia mampu menyelesaikan pekerjaan itu lebih dari 3 unit sehari. Walhasil, demi mengejar kebutuhan hidup, si buruh ini nyaris tak kenal hari libur. "Tiga puluh satu hari bekerja terus," tambahnya.
Luhut
Dalam 16 tahun itu memang beberapa kali ia menukar jenis pekerjaan, dan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
DIA DI BELAKANG PENONTON
1983-02-05Walaupun bisa nonton gratis, penghasilan rata-rata kecil, juga terancam bahaya radiasi.
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12Dengan adanya isu bahwa orang bertato akan diculik jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun, bahkan…
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12Dengan adanya isu orang yang bertato akan dibunuh, jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun bahkan…