Dicari Partner Bonafide ; Modal Asing, Hanya Cari Partner...

Edisi: 02/11 / Tanggal : 1981-03-14 / Halaman : 68 / Rubrik : EB / Penulis :


KEIICHI Oguro, staf dari organisasi perdagangan luar negeri Jepang (JETRO) di Indonesia merasa kaget. Ia mengaku belum diberitahu bahwa BKPM telah menawarkan tak kurang dari 57 pengusaha Indonesia sebagai partner modal asing.

Saya baru tahu hari ini, dari anda -- sungguh," kata Keiichi-san kepada TEMPO pekan lalu. Ia merasa agak kecewa, kenapa soal yang penting itu tak disampaikan kepada JETRO. "Kalau BKPM tak keberatan, kami siap untuk mengedarkan daftar itu ke alamat para pengusaha Jepang," katanya.

Bisa dipastikan BKPM dengan senang hati akan segera menyampaikan daftar itu ke kantor JETRO di lantai 11 Wisma Nusantara, Jakarta. Adalah Deputi I bidang Promosi dan Perencanaan BKPM, Ir. Anwar Ibrahim yang pada 25 Februari lalu mengungkapkan soal itu, untuk memudahkan investor asing mencari partner Indonesia. "Sulit sekali untuk mencari partner Indonesia yang bonafide," kata Anwar.

Apa yang dilontarkan orang penting di BKPM itu cocok yang dirasakan orang JETRO itu. Menurut Oguro, selama ini cara mencari partner dilakukan dengan hubungan sebagai agen lebih dahulu. Dan perusahaan Jepang yang memasarkan produk mereka di sini berhubungan dengan perusahaan dalam negeri yang mau memasarkannya.

Dari "kerjasama" sebagai agen itu lambat laun diadakan penjajakan untuk meningkatkan hubungan lebih jauh. "Biasanya problem akan timbul ketika mencari pengusaha pribumi," kata Oguro.

Problem? Orang Jepang itu manggut, lalu menghela napas sebentar. Menurut dia, ada sekitar 206 perusahaan Jepang yang terdaftar berusaha di Indonesia. Mereka umumnya mengeluh sulit memperoleh partner yang cocok dan bonafid. Dengan kata lain, seperti juga diakui Anwar Ibrahim, sang partner Indonesia -- "pri" maupun "nonpri" haruslah punya kemampuan untuk menyetor 20% dari modal saham.

Maka JETR0, badan promosi perusahaan Jepang yang berstatus semi pemerintah itu, mencoba membuat sendiri lis dari profil pengusaha pribumi yang dianggap bonafide. "Sampai sekarang baru ada sepuluh orang yang memenuhi syarat kami," katanya. "Mereka harus mempunyai semangat wiraswasta, sabar, efisien dan berpandangan maju."

Siapa? Ternyata yang masuk daftar JETR0 itu adalah pengusaha "pri" yang memang sudah beken: Soedarpo Sastrosatomo, Ny. Rukmini Zainal Abidin, Probosutejo, A. Baramuli, Sjarnubi Said, Hasjim Ning, Siswono Judo Husodo, Julius Tahija, Ibnu Sutowo dan Pontjo Nugroho Sutowo.

Namun beberapa tokoh pengusaha itu tak dikenal punya hubungan dengan swasta Jepang, antara lain seperti Soedarpo, Ny. Rukmini dan Julius Tahija. Ketiga pengusaha itu lebih banyak berpatungan dengan investor dari Eropa dan AS.

Di antara 10 pengusaha pribumi yang top itu hanya Siswono, Dir-Ut PT Bangun Cipta Sarana dan Pontjo Sutowo, paling muda. Semiskin itukah elite pengusaha kita? Dir-Ut PT Pantja Niaga dan Ketua Ekonid (Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman) Djukardi Odang mengakui, "yang bisa dijadikan partner cuma beberapa persen," katanya. "Akibatnya kalau mencari partner pribumi, ya biasanya yang itu-itu lagi.

Hal itu juga tercermin dari hasil penelitian Christianto Wibisono tentang PMA dan PMDN. Di situ dilaporkan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…