Terang Bulan Di Laut Jepara

Edisi: 17/11 / Tanggal : 1981-06-27 / Halaman : 66 / Rubrik : EB / Penulis :


HAJI Mohamad Sulchan, bekas pengusaha trawl dari Semarang itu, masih penasaran. Ia beranggapan dicabutnya nyali kapal-kapal trawl (yang juga dikenal dengan pukat harimau) ternyata tidak saja merugikan sejumlah pengusaha ikan dan udang yang menghasilkan devisa, tapi juga tak mampu mengangkat derajat kehidupan kaum nelayan kecil. Dalam sebuah surat terbuka 2 Juni lalu -- 20 hari sebelum pengusaha beken itu mendapat piala utama dari Menteri Agama karena terpilih sebagai keluarga teladan (lihat Pokok & Tokoh) -- dia menulis "Yang besar sudah telanjur hancur, tetapi yang kecil bahkan mati. . . "

Dir-Ut PT Cejamp (Central Jawa Marine Products), pabrik pendingin udang di Semarang itu tak menentang ucapan Mensesneg Sudharmono betapa para nelayan akan memperoleh lebih banyak ikan setelah itu trawl dilarang beroperasi. Di lain pihak, Sulchan tak melihat penghasilan ikan yang bertambah itu akan menambah rezeki para nelayan. Soalnya, menurut Sulchan, pemasaran ikan-ikan yang kecil itu tidaklah semudah menjual udang. Perlu tempat penjemuran yang luas, tempat penyimpanan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…