Tercekik ’beruang’ Amrik
Edisi: 49/36 / Tanggal : 2008-02-03 / Halaman : 124 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Heri Susanto, ,
Sembari ngedumel, seorang ibu muda tengah antre di sebuah ATM BCA di Wisma GKBI, Jakarta, pada Rabu siang dua pekan lalu. Ketika itu, ia yang biasa disapa Lily hendak mengirim duit pembayaran utang ke perusahaan sekuritas lokal. Namun, bibirnya komat-kamit melontarkan sumpah serapah. Menurutnya, pasar modal bukan ladang investasi yang menggiurkan seperti digembar-gemborkan tahun lalu.
Sejak Senin hingga Rabu dua pekan lalu, indeks saham di Bursa Indonesia, memang, terus meluncur turun dari 2.830 hingga 2.592. Bahkan, Senin lalu, indeks tinggal 2.294. Anjloknya indeks saham (bearish) itu dipicu oleh kecemasan akan terjadinya resesi di Amerika Serikat. Satu per satu saham yang dibeli Lily rontok. Ia ikut panik dan terpaksa melegonya. Sahamnya ludes, modalnya juga habis. Sudah begitu, ia masih harus menanggung utang ke sekuritas. âBPKB (Bukti…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…